Minggu, 7 April 2013 11:46 WIB
JAKARATA, Jaringnews.com - Mantan Asisten Teritorial Mabes TNI AD,
Mayjend (Purn) Saurip Kadi berharap agar para koruptor meniru sikap kesatria
sebelas anggota Pasukan Khusus, yang berani bertanggungjawab atas perbuatannya
yang memberondong empat tahanan yang tewas di Lapas Cebongan, Sleman,
Yogyakarta.
"Pengakuan dari Kopassus
muda ini patut ditiru para koruptor. Jadilah kesatria seperti mereka. Itu yang
saya kagum," kata Saurip di kantor
DPP Pekat, Harmoni, Jakarta, Sabtu (6/4/2013)
Ia menilai perlakuan 11 anggota
korps baret merah itu memiliki kesamaan dengan anak bangsa lainnya. Lantaran
ketidakpercayaan rasa keadilan dalam proses hukum di Indonesia. Krisis
kepercayaan itu lah akhirnya membuat 11 anggota kopassus itu menuntut balas
atas kematian komandannya Serka Heru Santoso pada malam kejadian di Hugos Caffe
pada 23 Maret lalu. "Mereka menggunakan caranya sendiri, meskipun cara ini
jelas salah. Tapi itulah rasa unity dalam jiwa tentara dimanapun," ungkap
dia
Dewan Pakar organisasi Pembela
Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (Pekat) menambahkan, bahwa pelanggaran ini
bisa saja dilatar belakangi persoalan manajemen di tubuh TNI AD. "Persoalan
leadership di dalam tubuh TNI khususnya AD, ini yang perlu diperbaiki, tidak
ada prajurit yang salah kecuali perwiranya, atau komandannya," ujar dia.
Ia juga menilai insiden itu bukan
hanya dilatarbelakangi persoalan ketika ada komandan 11 anggota Kopasus itu
terbunuh. Namun, bagi prajurit ini adalah kehormatan adalah segala galanya. "Apalagi yang membunuh preman
tapi persoalannya ketika diserahkan pada hukum mereka sadar, akan bagaimana
mereka nanti. Maka akhirnya mereka mengambil sikap sendiri," ucap dia.
Olehnya ditegaskan, tidak ada
prajurit yang melakukan kesalahan kecuali atas tanggung jawab perwira atau
komandannya. Meski ternyata ini hanya masalah solidaritas korsa.
Terkait kasus itu Lebih lanjut
Saurip juga sepakat dengan pencopotan penjabat tinggi TNI yang sudah salah dan
memang harus bertanggung jawab. Malah seharusnya kata Saurip lebih ksatria lagi
jika mengundurkan diri. "Sudah tentu pimpinan TNI di jajaran manapun yang
coba menutupi yang tidak jujur harus ditindak. Syukur-syukur mengundurkan
diri," pungkas dia.