Rabu, 03 April 2013 | 09:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -- Menteri
Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menjamin tim investigasi Tentara Nasional
Indonesia Angkatan Darat akan memeriksa semua senjata api di beberapa markas.
Termasuk senapan dan pistol milik personel Komando Daerah Militer IV Diponegoro
dan Komando Pasukan Khusus di Kandang Menjangan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa
Tengah. "Semua diperiksa. Itu sudah pasti," kata Purnomo di kantor
Kementerian Informasi, Selasa, 2 April 2013.
Tim investigasi TNI Angkatan
Darat, menurut Purnomo, akan menunggu hasil uji balistik Markas Besar
Kepolisian. Menurut dia, tim yang dipimpin oleh Wakil Komandan Pusat Polisi
Militer TNI AD, Brigadir Jenderal Unggul K. Yudhoyono, itu sudah berkoordinasi
dengan Kepolisian. Tim ini juga akan bekerja sama dengan Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia.
Purnomo enggan memberi tahu
perkembangan penelusuran tim investigasi. "Harapan kami, kerja tiga tim
itu akan berujung pada satu kesimpulan.” Sebelumnya, juru bicara Markas Besar
Kepolisian, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, mengatakan, tim laboratorium
forensik sudah menyelesaikan uji balistik. Tapi Boy enggan membeberkannya
dengan alasan kepentingan penyelidikan.
Sabtu dinihari dua pekan lalu,
Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta, disatroni belasan orang
bersenjata senapan laras panjang, pistol, dan granat. Mereka menerobos gerbang
penjara, menahan sipir, dan menembak mati empat tahanan. Keempatnya adalah
tersangka pertikaian di Hugo’s Cafe, Sleman, 19 Maret lalu, yang menewaskan
Sersan Satu Santoso, anggota Komando Pasukan Khusus.
Di sel 5A, yang menjadi lokasi
penembakan, ditemukan 20 proyektil dan 31 selongsong peluru kaliber 7,62
milimeter. Peluru itu diduga berasal dari senjata AK-47. Sumber Tempo yang
berada di lokasi kejadian mengaku melihat ada pelaku penyerangan menggunakan FN
Five-seveN, pistol yang digunakan pasukan elite di sejumlah negara, termasuk
Indonesia. Tapi, juru bicara kepolisian Yogyakarta, Ajun Komisaris Besar Anny
Pudjiastuti, mengatakan, soal adanya kemungkinan penggunaan FN 57 harus
menunggu hasil uji balistik.
Jumat pekan lalu, Kepala Staf TNI
Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie Wibowo mengatakan, institusinya telah
membentuk tim investigasi terkait dengan penyerbuan di Cebongan. Menurut
Pramono, tim yang dibentuk berdasarkan perintah Panglima TNI Laksamana Agus
Suhartono itu akan menelusuri dugaan keterlibatan personel TNI Angkatan Darat.
“Hasil temuan sementara tim investigasi bentukan kepolisian memperlihatkan
adanya keterlibatan atau peran oknum TNI Angkatan Darat yang bertugas di Jawa
Tengah,” kata Pramono.