Selasa, 09/04/2013 11:26 WIB
Jakarta - Eks Pangdam IV
Diponegoro Mayjen TNI Hardiono Saroso rela pasang badan demi 11 anggota
Kopassus penyerang LP Cebongan. Ia siap mempertanggung jawabkannya di muka
peradilan militer.
Hardiono adem ayem apabila nanti
namanya disebut dalam peradilan militer. "Tenang aja, tanggung jawab.
Berani berucap, berani bertanggung jawab. Yang jelas itu, prajurit mati untuk
pemimpin, pemimpin mati untuk prajurit," kata Hardiono.
Hal ini disampaikan Hardiono
menjawab pertanyaan wartawan, di sela-sela menghadiri acara tanam pohon oleh
Presiden SBY di Mabes TNI AD, Jakarta, Selasa (9/4/2013). Ia mengaku sangat
sayang dengan anak buahnya. "Saya sayang betul anggota, sayang betul. Gua
harus mati buat prajuritnya," ujarnya.
Ketika ditanya tentang dugaan ada
atau tidaknya kesalahan koordinasi, pria berkumis tebal ini lagi-lagi
menegaskan siap bertanggung jawab. "Tanggung jawab, oke," kata
jenderal bintang dua ini.
Hardiono memastikan informasi
yang disampaikannya pada 23 Maret bahwa anggota Kopassus tidak terlibat sangat
bisa dipercaya alias A1. "Iya dong (A1). Pokoknya semua yang terjadi
tanggung jawab," kata pria berkumis itu.
Ia menambahkan ada evaluasi dari
KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie saat dia menyerahkan jabatan Pangdam kepada
Mayjen Sunindyo pada Senin 8 April kemarin.
"Harus bertanggung jawab.
Karena saya sudah laporan, Pak ini semua tanggung jawab saya," kata
Hardiono. Berarti penyerangan itu bukan disuruh atasan ya, Pak? "Bukan
dong, tentara harus bertanggung jawab, Angkatan Darat," jawab Hardiono.
Hardiono sebelumnya membantah
anggotanya terlibat dalam aksi penyerangan di LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta,
beberapa jam setelah penyerangan pada Sabtu (23/3).
Hal inilah yang menjadi dasar
munculnya isu Hardiono mengabarkan informasi yang tidak benar. Apalagi hasil
penyelidikan Tim 9 TNI AD menyebutkan penyerangan dilakukan oleh 11 anggota
Kopassus Grup II Kandang Menjangan di Kartasura. Tak lama kemudian, Hardiono
dimutasi ke Jakarta. TNI AD menyangkal mutasi itu terkait dengan kasus
penyerangan LP Cebongan. Sumber : www.detik.com