Penulis : Dian Maharani | Senin,
8 April 2013 | 14:40 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com – Mantan
Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta Brigadir Jenderal (Pol) Sabar Rahardjo
mengaku bertemu jajaran TNI pasca insiden di Hugo's Cafe yang menewaskan
anggota Kopassus Serka Heru Santoso. Namun, pertemuan itu untuk memperlihatkan
CCTV yang merekam peristiwa penganiayaan Serka Heru.
“Pertemuan salah satu itu saya
memang mengundang Danrem. Ini loh lihat, bahwa keterbukaan polisi untuk melihat
CCTV,” terang Sabar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (8/4/2013).
Sabar membantah adanya ancaman
terhadap Kepolisian setelah tewasnya anggota Kopassus. Pertemuan itu juga
ditegaskannya tidak terkait adanya ancaman. “Bukan, saya lihatkan CCTV
sama-sama (TNI)” katanya.
Sabar juga mengaku sempat
menjalin komunikasi dengan mantan Pangdam IV/ Diponegoro Mayjen TNI Hardiono
Saroso pasca insiden di Hugo’s Cafe. Menurutnya, komunikasi itu langsung
dilakukan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan seperti kasus penyerangan
Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU) di Sumatera Selatan. “Komunikasi itu dalam
arti begini, saya kan melihat kasus kejadian di OKU. Saya evaluasi OKU itu
kurang apa? Kurang cepat penanganannya,” ujarnya.
Polda DIY dianggap ikut
bertanggung jawab dalam kasus penyerangan yang menewaskan empat tahanan Lapas
Cebongan. Keempat tahanan yang tewas dalam penyerangan itu sebelumnya berada di
rumah tahanan Polda DIY, tetapi mendadak dititipkan ke Lapas dengan alasan
rutan Polda sedang direnovasi.
Sementara itu, dalam perkembangan
kasus ini, TNI Angkatan Darat mengakui 11 anggotanya terlibat kasus penyerangan
Lapas pada Sabtu (23/3/2013) dini hari itu. Dua di antaranya berusaha mencegah
aksi tersebut, tetapi gagal.
Pelaku juga mengaku kepada tim
investigasi TNI AD menggunakan enam senjata, di antaranya AK-47 dan replikanya.
Ketua Tim Investigasi dari TNI AD Brigjen TNI Unggul K Yudhoyono mengatakan,
penyerangan itu merupakan tindakan seketika yang dilatari jiwa korsa dan
membela kehormatan kesatuan. Latar belakang penyerangan tersebut adalah
pengeroyokan dan pembunuhan terhadap Serka Heru Santoso di Hugo's Cafe pada 19
Maret 2013 dan pengeroyokan terhadap mantan anggota Kopassus Sertu Sriyono pada
20 Maret 2013.
Dalam peristiwa penyerangan ke
Lapas, empat tersangka kasus pembunuhan Serka Santoso ditembak mati. Keempatnya
yakni Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel
Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait.
Pelaku membawa serta rekaman CCTV
dan aksi tersebut hanya dilakukan selama sekitar 15 menit. Seluruh rekaman CCTV
kemudian diakui dibuang di Sungai Bengawan Solo. Menurut Unggul, para pelaku
menyatakan sepenuhnya sadar dan siap mempertanggungjawabkan perbuatan, apa pun
risikonya. Kepolisian kemudian menghentikan penyelidikan dan kasus ini
selanjutnya ditangani oleh penyidik polisi militer.