Senin, 16 Desember 2013

Wiranto Banggakan Alutsista 'Jadul'

Minggu, 15 Desember 2013, 14:26 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mantan Panglima TNI, Jendral Purnawirawan Wiranto menghadiri upacara Hari Juang Kartika di Lapangan Komando Daerah Militer V/Brawijaya, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (15/12). Kepada para wartawan, Wiranto mengaku ingin menyaksikan secara langsung bagaimana semangat TNI AD dan tentunya perkembangan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista).

"Saya datang kemari karena diundang, selain sebagai mantan tentara, dan menghargai undangan, saya ingin menyaksikan secara langsung, bagaimana semangat dan tentunya alutsista," kata dia.

Wiranto menilai semangat TNI AD masih seperti dulu, tidak kendur. Dan alutsista yang dibeli mahal ternyata dirawat dengan baik. "Kita lihat ada alutsista buatan tahun 1940 sekian masih dirawat," kata Wiranto.

Wiranto berharap TNI AD terus menggali preofesional mereka. Terus mempertahankan keutuhan NKRI guna melanjutkan pembangunan.

Markas Besar TNI AD menggelar upacara Hari Juang Kartika yang jatuh pada Ahad (15/12) di Komando Daerah Militer V/Brawijaya, Surabaya, Jawa Timur. Sejumlah kegiatan akan digelar dalam acara tersebut. Ini termasuk, memamerkan alutsista terbaru yang dimiliki TNI AD. g � j s �� -height:normal'> 

Masykuruddin mengungkapkan dalam UU Pemilu memang menyebutkan TNI dan Polri dapat membantu KPU dalam  mengamankan proses Pemilu.
Mekanisme pengamanan ini memang semestinya belajar dari Pemilu sebelumnya, tidak tumpang tindih dengan Polri dan tidak tabrakan dengan biaya yang sudah dianggarkan.

Mengenai anggaran yang berbeda dimana TNI mendapatkan dana Rp 100 miliar sedangkan Kepolisian sebesar Rp 3,5 triliun, Masykuruddin mengatakan hal itu perlu didorong agar dana itu benar-benar berdasarkan kebutuhan pemilu.

"Padahal keduanya sudah punya anggaran sebagai pengaman masyarakat meskipun tanpa Pemilu," ujarnya.

Untuk itu, ia meminta agar kedua institusi itu memastikan logistik pemilu agar terjaga betul.

"Lebih ke pengamanan logistik bukan masyarakat pemilih karena menurut saya potensi kerusuhannya kecil, kita sudah tidak punya kekhawatiran besar soal kedamaian," katanya.
Masykuruddin menyarankan agar anggaran tersebut jangan diperuntukkan untuk latihan militer yang tujuannya pengamanan.

"Mendingan dibesarkan untuk pengamanan logistik saja," katanya.