Minggu, 08 Desember
2013 | 10:49 WIB
PT
Dirgantara Indonesia (DI) tengah menyiapkan 9 unit pesawat CN-295 untuk
keperluan operasi TNI. Selain itu, negara-negara di ASEAN juga berminat
memiliki pesawat yang menggunakan mesin produksi Pratt & Whitney itu.
PT
DI menargetkan proses pembuatannya rampung pada 2014. Proses pembuatannya
bekerja sama dengan Airbus Military.
Namun,
kata Direktur Utama PT DI Budi Santoso, perusahaannya tak sekadar membuat
pesawat militer. Perusahaannya juga membuat pesawat komersial bertipe N219.
"Kami
menargetkan tahun 2017 pesawat N219 bisa terbang," kata Budi saat
mengikuti rombongan kerja Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Montreal,
Kanada, Jumat (6/12) waktu setempat.
Menurut
Budi, N219 nantinya beroperasi di wilayah timur Indonesia. Pesawat khusus
mengangkut 19 penumpang.
Budi
mengatakan produksi itu sebagai bukti Indonesia tak hanya mampu membuat pesawat
militer. Namun, PT DI juga dapat memproduksi pesawat komersial.
Terkait
produsen mesin pesawat, Budi mengaku Indonesia memiliki banyak pilihan seperti
Pratt & Whitney dari Kanada, General Electric bermarkas di Ohio, Amerika
Serikat dan Rolls Royce.
"Kita
memiliki banyak pilihan dan kita akan bekerja sama dengan perusahaan yang
melihat Indonesia sebagai partner jangka panjang," tambah Wamenhan Sjafrie
Sjamsoeddi.