JAKARTA- Ketua
Dewan Pakar Forum Pemimpin Redaksi, Jimly Asshiddiqie mengingatkan dibutuhkan
konsolidasi demokrasi untuk membawa perubahan pada bangsa Indonesia.
Konsolidasi juga dilakukan agar demokrasi yang selama ini berjalan, tak
kebablasan.Peranan media sangat besar dalam menentukan perjalanan bangsa.
"Mari kita
ajak masyarakat untuk memikirkan isu perbaikan ke depan. Peranan media sangat
besar dalam menentukan perjalanan bangsa.Media masih menjadi pilar keempat
dalam sistem demokrasi dengan konfigurasi yang terus berkembang," kata
Jimly saat berorasi di acara Kongres Kebangsaan, di Jakarta, Selasa
(10/12).Kongres yang digelar Forum Pemred ini mengangkat tema "Menggagas
KembaliHaluan Bangsa Menuju 100 Tahun Indonesia Merdeka".
Negara,
masyarakat sipil, pasar dan media sama-sama menentukan agenda perubahan.Jimly
khawatir jika tak dilakukan konsolidasi, arah pembangunan bangsa menjadi tak
jelas.Sebagai contoh, wacana yang sekarang berkembang justru seputar calon dan
pencalonan presiden."Isu-isu kebijakan kurang dibahas," kata mantan
Jimly.
Dia juga melihat
agenda aksi yang diperjuangkan belum jelas.Para ahli, pengamat, maupun
survei-survei ramai-ramai meramalkan calon presiden."Mereka seolah-olah
lupa apa yang harus dikerjakan kalau nanti ada yang menang pemilu," ujar dia.
Jimly mengatakan
lima tahun ke depan adalah periode kunci untuk mengonsolidasikan kembali
demokrasi. Apalagi saat ini terjadi degradasi kepercayaan terhadap stakeholder
di semua lini.Tingkat partisipasi pemilih dalam pemilihan umum kepala daerah (pilkada)
juga cenderung menurun.
"Kita harus
menangkap gelagat dan bagaimana membangun kembali hubungan saling percaya
antara penyelenggara, peserta, dan pemilih.Harus ada ide-ide untuk menata
kembali.Media punya peran besar di sini," jelas dia.
Sementara itu,
Panglima TNI lenderal Moeldoko mengatakanpascareformasijustru terjadi anomali
di Indonesia, yang meliputi anomali politik, sosial-budaya, ekonomi, dan
otonomi daerah. Di bidang politik, ada 200 anggota legislatif yang bermasalah
dengan hukum, 309 kepala daerah juga terlibat hukum, dan sebanyak 94 persen
hubungan kepala daerah dan wakil kepala daerah pecah di tengah jalan.
"Kita perlu mencari titik keseimbangan baru," ujar Moeldoko.
Patuhi Hukum
Untuk
mengatasinya, Moeldoko mengatakan masyarakatIndonesia harus sepakat mematuhi
ketentuan hukum negara secara konsekuen."Agar ketidakberaturan ini bisa
diatasi bersama," katanya.
Wakil Ketua Umum
Partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan tema haluan bangsa yang dipilih Forum
Pemred kali ini sangat tepat, terutama jika dikaitkan dengan momentum 15 tahun
pasca reformasi 1998. Tanpa haluan negara, hingar bingar reformasi 1998 pada
kenyataannya tidak membawa pada kemajuan yang lebih baik."Kita bicara
menggagas kembali haluan bangsa sangat tepat setelah 15 tahun reformasi,"
jelas Fadli.
Reformasi masih
sebatas kebebasan berpendapat, dan berserikat. Sedangkan reformasi di bidang
lain seperti ekonomi dan hukum masih lemah. (cit/nsf/P-3), Sumber: Koran
Jakarta (11 Desember 2013/Rabu, Hal. 03)