Jumat, 06 Desember 2013

Kelompok Tani FMM Ramunia Bentrok Dengan TNI



Kamis, 05 Desember 2013 - WIB


DELI SERDANG-HARIININEWS.COM- DIPICU sengketa lahan, kelompok tani Forum Masyarakat Maju (FMM) Desa Ramunia, Dusun Anggrek/ Kantil Pasar XII, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, bentrok dengan aparat TNI, Rabu (4/12/2013) sekira pukul 15.00 WIB sore.

Informasi dihimpun menyebutkan, bentroknya kelompok tani dengan aparat dipicu, dari lahan seluas 149 hektare (Ha) yang satu dinding dengan tembok bandara Kuala Namu Internasional Airport (KNIA) di klaim TNI, bahwa lahan tersebut milik Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad).

Namun, hal itu tidak diaukui oleh kelompok tani. Karena, warga merasa sudah puluhan tahun menempati lahan tersebut. Sehingga, mereka tidak mau diusir pihak TNI.

Apalagi tidak ada kesesuaian, ternyata membuat pihak Primkopad menempuh proses ganti rugi lahan dengan harga 1 rante seharga Rp.4 juta dan bangunan rumah diganti dengan bangunan rumah juga yang besar/kecil bangunan telah disediakan pihak Primkopad.

Merasa tidak sesuai dengan harga dan bangunan yang ditawarkan, kelompok tani kembali menolak. Karena, lahan tersebut merupakan lahan untuk menghidupi keluarga mereka.

Ternyata, karena tidak ada solusi, akhirnya pihak TNI menurunkan personil ke lapangan, dibantu aparat kepolisian dari Polres Deli Serdang, untuk melakukan penggusuran paksa.

Begitu mengetahui kedatangan sepasukan aparat TNI dan kepolisian, kelompok tani yang mayoritas ibu-ibu berupaya menghempang dengan cara menutup jalan.

Awalnya, aksi ibu-ibu berjalan tertib. Namun, saat alat berat eksavator diturunkan ke lapangan, massa bertahan menghempang di tengah jalan tanpa takut terlindas alat berat. Melihat kenekatan massa, aparat TNI tetap saja bergerak maju.

Akibatnya, sekitar satu jam, mereka terlibat saling pukul dan saling lempar tanah lumpur. Menyadari tak mampu mengimbangi kekuatan pria dewasa, ibu-ibu terpaksa mengeluarkan jurus pamungkasnya dengan cara membuka pakaian yang mereka pakai.

Takut dituduh memperkosa secara beramai-ramai, pasukan TNI dan Polisi memilih mundur dan berupaya melakukan mediasi. “Kami bukan untuk mencari kaya, tetapi jika ganti ruginya begitu minim, mana mungkin bisa untuk membeli lahan pengganti,” teriak ibu-ibu.

Karena belum ada kesesuaian, akhirnya Wakapolres Deli Serdang, Kompol Yodo dan Letkol CH Chaniago membubarkan diri bersama pasukannya. (Reporter, Benharten Sinaga & Editor, Putra Galang)