Kamis, 12-12-2013, Asmat (Sulpa) – Meski telah ada Peraturan Daerah (Perda) yang melarang peredaran miras dan praktek prostitusi di Kabupaten Asmat, dan juga polisi sering melakukan sweeping dan razia, namun rupanya masih ada saja yang nekat menyelundupkan miras ke Kabupaten Asmat.
Ironisnya lagi, berdasarkan penelusuran SULUH PAPUA, di duga salah satu pemasok tersebut adalah anggota TNI aktif yang bertugas di Kota Agats berinisial LK, dimana miras yang di pasok berasal dari Timika ataupun Merauke.
Modusnya, adalah LK memasok melalui pelabuhan rakyat yang disamarkan dengan kapal kayu yang memuat sayur – mayur, dimana miras –miras illegal tersebut di sisipkan dalam dinding tripleks pada kapal kayu tersebut sehingga tidak ketahuan, dan dinding tersebut dipaku kembali seperti sedia kala sehingga tidak ketahuan bila di dalamnya ada miras.
“kita resah saja, karena sekarang mulai banyak orang mabuk, dan rebut dengan keluarga, juga meresahkan warga sekitar, ini semua karena pengaruh miras”, kata beberapa warga yang bermukim di Pasar Lama.
Selama ini mereka mengetahui, namuan tidak berani bicara apalagi melaporkan kepada polisi maupun pimpinan anggota TNI dimaksud, karena takut terjadi apa – apa dengan diri mereka apabila melaporkan kasus tersebut.
Salah seorang warga menuturkan bahwa oknum Yalet tersebut memasok miras dan meminta beberapa tukang sayur untuk menjualnya. Uang hasil penjualan miras akan disetor ke oknum yang bersangkutan setiap minggunya. Oknum tersebut biasanya akan mengambil uang hasil penjualan miras langsung ke penjual miras yang dititipinya.
Dugaan keterlibatan oknum anggota TNI memasok miras ke Asmat nampaknya bukan isapan jempol, Polres Asmat Sabtu (7/12/2013) lalu berhasil mengamankan miras selundupan dari atas KM Pratiwi di Distrik Atsj dimana pada karton bungkusan miras tersebut tertera nama jabatan seorang perwira TNI dari Korem Merauke.
Miras yang disita tersebut berupa 419 botol wiskey robinson dan 24 kaleng bir. Dimana penangkapan tersebut terjadi tanpa sengaja, saat Kapolres Asmat AKBP Karimudin Ritonga, S.Ik melakukan kunjungan kerja ke Distrik Atsj sekitar pukul 23.30 WIT, salah seorang warga melaporkan bahwa ada KM Pratiwi sedang melakukan aktifitas bongkar muat di Pelabuhan Atsj. Warga menyebut didalam kapal tersebut ada miras yang akan dibawa ke Distrik Asgon.
Mendengar laporan warga, pihak kepolisian segera melakukan pemeriksaan kapal. Polisi berhasil menemukan miras tersebut didalam kamar 02 milik ABK yang terletak di dek 2. Miras tersebut dibungkus dalam karton dilapisi karung berwarna putih yang di bagian luarnya tertera nama jabatan perwira TNI dari Korem Merauke, yang konon katanya kiriman tersebut akan di ambil oleh pemiliknya yang diduga adalah oknum TNI yang bertugas di Asgon.
Warga sangat menyesali atas praktek oknum TNI dimaksud, dan meminta kiranya ada tindakan yang tegas dari kesatuannya.
“Sudah lama oknum tersebut jual miras. Hanya saja kami tidak berani melaporkannya karena takut akan dianiaya. Tetapi jika dibiarkan terus menerus akan ada korban jiwa karena sumber dari semua kejahatan itu dari miras. Kami sangat kecewa, anggota yang seharusnya mengamakan dan memberikan contoh yang baik. Justru menjadi contoh buruk karena menjual miras. Tugas di Agats sebenarnya untuk jual miras ka,”ungkap salah seorang warga yang kesal dengan tindakkan oknum tersebut.
Komandan Kompi Satgas Yalet Lettu (inf.) Hasan S. di Pos Agats kepada SULUH PAPUA membantah tudingan tersebut, menurutnya itu hanya kerjaan orang lain yang sengaja mencatut nama anggota TNI, termasuk miras hasil sitaan Polres itu, menurutnya bisa jadi ada oknum yang sengaja mencatut nama jabatan perwira Korem di Merauke dan menuliskannya di bungkus luar supaya kiriman tersebut tidak di ganggu.
“harus dibuktikan dulu, jika memang ada anggota saya yang begitu, akan di tindak tegas dan melaporkannya ke pimpinan atas. “Selama ini saya terus memantau anggota saya, mereka tidak ada yang berbuat demikian. Tetapi jika ada, maka oknum tersebut akan ditindak tegas,”katanya.
Hingga berita ini dimuat, belum ada konfirmasi dari petinggi TNI setempat, demikian juga di Merauke, SULUH PAPUA yang mencoba mengkonfirmasi kepada Danrem dan Kasrem di Merauke, sedang tidak di tempat, sedangkan nama jabatan perwira yang tertera pada kemasan paket miras tersebut juga tak bisa ditemui SULUH PAPUA. (A/AMR/CR-7/R1/LO3)