Jumat, 13 Desember 2013

Bangun 14 Ruas Jalan, TNI Kirim 10.000 Prajurit di Papua

Penulis : Mateus Badii, Kamis, 12 Desember 2013 15:14, Yalimo, MAJALAHSELANGKAH -- Pangdam XVII Cenderawasih, Mayor Jendral TNI, Christian Zebua mengatakan, sebanyak 10.000 prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) akan dikirim ke Papua untuk membangun 14 ribu ruas jalan.  

"Kedatangan 10.000 prajurit TNI-AD yang berasal dari Zeni Tempur (Zepur) Kodam Cenderawasih menjadi prioritas, bangun 1.000 kilometer jalan, dengan kapasitas dana Rp15 triliun akan dikerjakan sampai tahun 2014," ujar Christian Zebua saat kunjungan kerja ke kabupaten Yahukimo, Papua seperti dikutip shnews.com edisi Senin (9/12/13).

Dikatakan Zebua, pembangunan dengan dana 15 triliun dikerjakan serentak 14 ruas jalan difokuskan pada wilayah pegunungan Papua. "Pembangunan dijalankan TNI-AD khusus wilayah Tengah Papua. Kalau memang ada kegiatan politik silakan, tidak dilarang, tapi jangan saling tembak," ujar Zebua.

Wakil Ketua Dewan Pimpinan Rakyat Daerah RI, Pramono Anung Wibowo mengatakan, mendukung arahan presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono yang melibatkan TNI-AD membangun 14 ruas jalan di Papua.

"Pembangunan wilayah Papua tidak pernah diselesaikan akibat persoalan keamanan, penembakan terus terjadi selama ini, menunjukkan Papua belum aman secara keseluruhan. Maka pembangunan dilakukan TNI-AD. Namun tetap diawasi karena dana pembangunan bersumber dari anggaran APBD, dan harus  tetap dikontrol," kata Anung Wibowo kepada antaranews.com edisi 5 September 2013 dari Jakarta.

Menanggapi delegasi wewenang pembuatan jalan kepada TNI ini, Koordinator Jaringan Damai Papua, Neles Tebay, mengatakan, berbagai kebijakan pemerintah pusat diterapkan di Papua untuk meredam konflik Papua, namun tidak berhasil.

"Terbukti konflik Papua masih membara, terus merenggut nyawa, warga sipil Papua maupun TNI," kata Neles dikutip shnews.com edisi 3 Oktober 2013.

Dikatakan Neles, akar masalah Papua itu adalah persoalan ideologi yang berbeda, yang hanya dapat diselesaikan lewat jalan dialog.

"Konflik Papua harus selesaikan secara komprehensif, karena konflik Papua itu mengandung masalah ke-Indonesia-an. Orang Papua belum mengakui dirinya orang Indonesia," ujar Neles Tebai, dosen STFT Fajar Timur Abepura, Jayapura ini.

Sementara Topilus B. Tebai, salah satu mahasiswa Papua, dalam artikelnya di majalahselangkah.com edisi 1 Oktober 2013 menulis, TNI-AD tidak pantas mengerjakan 14 projek jalan di Papua, karena melenceng jauh dari profesi.

"TNI bukan pembuat jalan. Penugasan ini tidak memperhatikan pendidikan, dan keahlian, sementara banyak pekerja, CV, PT di Papua yang lebih pantas mengemban tugas ini," kata Tebai dalam tulisannya.

Tebai juga mengurai, bahwa pengalaman mengatakan, orang Papua jelas punya kesan negatif terhadap TNI. Dalam sejarah aneksasi Papua ke Indonesia, TNI banyak melakukan pelanggaran HAM terhadap orang Papua.

Memasukkan besi panas melalui anus, sudah pernah dibuat TNI. Pemerkosaan terhadap wanita Papua, bahkan terhadap ibu-ibu, sudah ratusan kali dilakukan oknum TNI. manusia Papua dibakar hidup-hidup, dibunuh, ditikam, dianiaya, disiksa dengan listrik, dipukul dengan popor senjata, sudah pernah dibuat TNI terhadap orang Papua.

Dan bila bila 10.000 TNI diturunkan untuk buat jalan ini, bisa jadi akan melahirkan konflik. (Mateus Badii/Shnews.com/Antaranews.com/MS)