Rabu, 11 Desember 2013

1.200 TNI Berlatih Antisipasi Bencana di Magelang



Selasa, 10 Desember 2013 | 18:26 WIB


MAGELANG, KOMPAS.com – Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, termasuk kategori wilayah rawan bencana, seperti tanah longsor, puting beliung hingga banjir lahar dingin dan erupsi gunung Merapi. Kondisi tersebut perlu diwaspadai oleh masyarakat setempat, tidak terkecuali para anggota TNI.

Oleh sebab itu, anggota TNI Korem 072/Pamungkas menggelar pelatihan antisipasi bencana bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Magelang. Selama dua pekan ke depan mulai Selasa (10/12/2013), mereka akan berlatih tentang penanganan antisipasi dan dampak bencana.

Brigjen TNI MS Fadilah, Komandan Korem 072/Pamungkas menyebutkan, pelatihan bencana merupakan program dari Mabes TNI yang diarahkan ke jajaran TNI di wilayah rawan bencana. Tujuannya, untuk menyatukan persepsi tentang penanggulangan bencana.

“Di sisi lain juga untuk menjabarkan operasi militer di daerah bencana,” jelas Fadilah seusai membuka secara resmi gladi posko di Lapangan Drh Soepardi Mungkid, Kabupaten Magelang.

Ia menyebutkan, materi pelatihan tersebut akan dibagi menjadi dua pokok kegiatan, yaitu gladi posko dan gladi lapang. Gladi posko akan dilaksanakan di GOR Gemilang hingga 16 Desember 2013. Sedangkan gladi lapang akan dilaksanakan di kawasan rawan bencana di Kabupaten Magelang seperti Kecamatan Dukun, Srumbung, Sawangan dan Salam selama satu minggu berikutnya (16-22/12/2013).

Sedikitnya, 1.200 personel TNI mengikuti pelatihan itu. Ditambah dengan jajaran Pemkab Magelang seperti Tim SAR, BPBD, relawan, dan institusi lain. “Karena itu, kegiatan ini penting untuk meminimalisir korban jiwa dan material akibat bencana tersebut, TNI tidak bisa bekerja sendiri, utamanya akibat bencana erupsi funung Merapi,” jelas Fadilah.

Seksi Gunung Merapi BPPTK, Heru Pamungkas mengungkapkan dukungan atas penyelenggaraan pelatihan yang dilaksanakan oleh TNI, mengingat warga perlu mengetahui langkah antisipasi serta tindak lanjut jika erupsi gunung Merapi benar- benar terjadi, meski Merapi saat ini masih berstatus normal.

“Status Merapi kalau mau erupsi itu dari normal menjadi waspada, kemudian siaga dan meningkat jadi siap. Dalam pelatihan ini, kami menggambarkan kondisi Merapi dalam status waspada, dan sesuai prosedur, kami akan melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan daerah- daerah rawan KRB 3,” katanya.

Jika dalam kondisi sebenarnya, kata dia, status Merapi sudah meningkat menjadi siaga, maka warga harus sudah siap untuk mengungsi ke barak pengungsian. Terutama bagi orangtua (jompo), bayi, dan perempuan.

Kepala Bidang Kedaruratan Bencana dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang, Joko Sudibyo menambahkan, pelatihan ini merupakan gabungan antara SOP BNPB dan militer, sehingga keduanya terjalin harmonisasi.

“Harapan kami tidak hanya berhenti pada pelatihan saja, tapi juga ketika terjadi bencana sebenarnya," ujar Joko.

Tampak hadir dalam kegiatan pembukaan pelatihan, perwakilan Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Komandan Kodim 0705 Magelang Letkol Kav Adang Sumpena SIP, Kapolres Magelang AKBP Murbani Budi Pitono dan Bupati Kabupaten Magelang Ir H Singgih Sanyoto. (Editor : Farid Assifa)