- Kasad Buka Kejuaraan Yong Moodo
- Tim Khusus Dikirim Beli Apache
- Tak Ada Unsur TNI di Tim Gabungan yang Sambangi 3 Rumah Susno
- Polisi Penembak TNI di OKU Terancam Hukuman Mati
- 400 Personel TNI-Polri Disiagakan di Timika Jelang 1 Mei
- Terlihat, TNI Mulai Diperbantukan ke Bentrok Musi Rawas
- Warga Keroyok Prajurit TNI
- Kapolres-Dandim Sidak SPBU
- Figur Presiden dari TNI Masih Diminati Masyarakat
- Kurikulum pendidikan TNI mesti dievaluasi
- Puluhan tukang becak di Bandung dukung eks Panglima TNI nyapres
- Tak Ada Dana Perbaikan, Kantor Koramil Colomadu Rusak Parah
- Pangdam Tegaskan, TNI Tidak Terlibat Pilkada Gubernur Malut
- Jokowi dan Operasi TNI Selain Perang
Selasa, 30 April 2013
BERITA TANGGAL 30 APRIL 2013/SELASA
Kasad Buka Kejuaraan Yong Moodo
Semarang, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI
Pramono Edhie Wibowo membuka Kejuaraan Beladiri Yong Moodo Piala Kasad Cup III
tahun 2013 yang digelar di GOR Jatidiri Semarang, Sabtu (27/4).
Kejuaran Yong Moodo ini merupakan kejuaraan ketiga
yang diikuti para peserta dari jajaran Kotama Angkatan Darat yang juga dihadiri oleh Ketua
Umum Federasi Pusat Yong Moodo Indonesia Letjen TNI Gatot Nurmantyo dan
Presiden Federasi Yong Moodo Dunia Kim Byung Chun.
Dalam sambutan pembukaan kejuaraan, Kasad Jenderal
TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan kepada para atlet selamat datang di Kodam
IV/Diponegoro, laksanakan pertandingan dengan jujur, semangat dan sportivitas
harus dijunjung tinggi. Lakukan pertandingan dengan bersih hati dan
menjunjung kehormatan.
Dikatakan, penyelenggaraan kejuaraan ini merupakan
ajang
mencari 24 atlet terbaik dan unggul untuk berangkat ke korea untuk di didik
bertanding dan
kembali disaring lagi untuk mengikuti pertandingan Yong Moodo tingkat dunia.
Pada acara pembukaan
kejuaraan bela diri juga disematkan sabuk kehormatan kepada Panglima Komando
Daerah Militer IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Sunindyo dan Kepala Staf
Kodam IV/Diponegoro Brigjen TNI Agus Kriswanto. (zis), Sumber Koran: Harian Pelita (30 April 2013/Selasa, Hal. 17)
Tim Khusus Dikirim Beli Apache
Semarang, Kepala
Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan, dalam
waktu dekat tim khusus Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan TNI AD akan dikirim
untuk merealisasikan rencana pembelian heli serbu Apache.
"Saat ini, prosesnya ada di Kemenhan, tetapi
dalam waktu dekat ada tim khusus yang akan berangkat ke negeri Paman SAM. Dari
TNI AD tim khusus ini akan dipimpin Wakasad dan dari Kemenhan akan dipimpin
oleh Sekjen Kemenhan," ujarnya seusai memberi pengarahan kepada pasukan
latihan gabungan (latgab) TNI dan Satgas TNI untuk misi perdamaian di Darfur,
Sudan, (UNAMID), di Lanumad Ahmad Yani, Semarang, Sabtu (27/4).
Dikatakan, tim khusus TNI AD dan Kemenhan ini, jelasnya, akan
melihat langsung beberapa pilihan sebagai pembanding untuk heli- heli yang akan datang.
"Banyak pilihan, misalnya ada tipe Zulu yang merupakan Super Cobra spesifikasi
serang/serbu yang bisa menjadi pembanding. Heli Bell 412 yang akan dilengkapi
dengan roket dan tentunya Blackhawk. Yang jelas kalau Apache, akan dilihat
bulan depan. Namun kalau Blackhawk masih kita koordinasikan." tambahnya.
Sementara itu, terkait Latgab Matra TNI yang akan dilaksanakan Mei
nanti, Pramono mengatakan, TNI AD akan mengerahkan satuan helikopter terbesar
yang pernah dilakukan. "Latgab akan diawali dengan latihan parsiil
(pralatgab), mulai tanggal 1-4 Mei mendatang di Asembagus, Kabupaten
Situbondo, Jawa Timur," katanya.
Satuan
helikopter TNI AD ini nantinya akan menjadi satuan untuk mendukung serangan
udara satuan darat dalam gerak di lapangan. Selain itu juga untuk mendukung
mobilitas dan pemindahan pasukan secara cepat.
Sedikitnya, 10 helikopter jenis Bel 412, MI 17, MI
35 untuk bantuan serangan dari udara. Meski mengerahkan armada heli terbesar,
latihan ini tidak terkait dengan adanya ancaman terhadap keutuhan
NKRI."Latgab ini merupakan
upaya untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan pasukan TNI. Ini merupakan
wujud kesiapan prajurit TNI dan kelanjutan dari latihan-latihan sebelumnya,"
jelas Pramono.
Sementara itu, untuk
pertama kalinya, TNI AD akan mengirimkan pesawat helikopter bersama pasukan
untuk misi perdamaian di luar negeri. Sedikitnya tiga unit helikopter (heli)
MI 35 V5 akan disertakan bersama 120 pasukan yang akan melaksanakan misi
perdamaian di Darfur, Sudan. [142], Sumber
Koran: Suara Pembaruan (29 April 2013/Senin, Hal. 14)
Tak Ada Unsur TNI di Tim Gabungan yang Sambangi 3 Rumah Susno
Senin, 29/04/2013 13:27 WIB
Jakarta - Tim gabungan
menyambangi 3 kediaman Susno Duadji di Jakarta dan Depok, Minggu tengah malam
hingga Senin dini hari tadi. Tim gabungan itu terdiri dari Kejaksaan dan
kepolisian. Tidak ada unsur TNI. "Tidak (tidak ada TNI). Kita bersama-sama
secara koordinasi melakukan kegiatan dengan pihak kepolisian," ujar
Kapuspen Kejagung Setia Untung Arimuladi di kantornya, Jalan Hasanuddin,
Jakarta, Senin (29/4/2013).
Setia menyatakan hal itu saat
ditanya apakah aparat TNI dilibatkan dalam upaya eksekusi itu. Untung mengatakan
pihaknya masih terus mencari dan mengejar mantan Kabareskrim Mabes Polri
tersebut. Termasuk menelusuri info yang menyebutkan Susno masih berada di
Bandung, Jawa Barat. "Kita sedang mencari, tunggu perkembangan. Kita lihat
perkembangan nanti, konsentrasi saat ini adalah jaksa sebagai ekasekutor
melaksankan UU," katanya.
Senin dini hari tadi tim gabungan
Kejaksaan dan Polda Metro Jaya menyambangi rumah Susno yang terletak di Jalan
Wijaya X No 1, Jakarta Selatan; Jalan Abuserin No 2b Cilandak, Fatmawati,
Jakarta Selatan; serta rumah yang terletak di Jalan Cibodas 1, Puri Komplek
Cinere, Depok. Namun keberadaan Susno masih nihil. Kejagung lalu menetapkan
Susno Duadji sebagai buronan. Sumber : www.detik.com
Polisi Penembak TNI di OKU Terancam Hukuman Mati
Senin, 29 April 2013 | 12:40 WIB
TEMPO.CO, Palembang - Brigadir
Wijaya, anggota Kepolisian Resor Ogan Komering Ulu (OKU) menjalani sidang
perdana di Pengadilan Negeri Palembang, Senin pagi. Wijaya merupakan tersangka
pelaku penembakan terhadap Pratu Heru Oktavianus pada 27 Januari lalu di kota
Baturaja, OKU, Sumatera Selatan. Peristiwa tersebut menewaskan Heru dan
merupakan pemicu terjadinya aksi perusakan Mapolres OKU oleh sekitar 200
personil Yon Armed.
Jaksa mendakwa Brigadir Wijaya
dengan pasal berlapis yaitu, 340,338,351 dan 359 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) dengan ancaman hukuman mati. Dalam persidangan ini juga terungkap
bahwa Brigadir Wijaya telah dengan sengaja membunuh Pratu Heru dengan
menggunakan senjata organik Polri. "Terdakwa diancam dengan pasal
berlapis," kata Azhari, Jaksa Penuntut Umum, Senin, 29 April 2013.
Kejadian yang berbuntut panjang
itu terjadi setelah Wijaya mendengar ejekan dari Pratu Heru dari jalan raya
denga teriakan “Polisi gilo” (Polisi gila).” Saat kejadian, Pelaku tengah
menjalankan tugasnya sebagai polisi lalu lintas. Dalam dakwaannya, dijelaskan
peristiwa terjadi sekitar pukul 23.30 WIB
di wilayah hukum Baturaja, OKU.
Dalam sidang perdana itu selain
dihadiri oleh Panglima Kodam II Sriwijaya, Mayjen TNI Nugroho Wydiotomo dan
Kapolda Sumsel Irjen Saud Usman Nasution, tampak pula puluhan prajurit Yon
Armed 15/76 Martapura. Sidang perdana ini berjalan dibawah pengawasan ketat
kepolisian.
Usai mengikuti persidangan,
Pangdam II Sriwijaya Mayjen Nugroho Wydiotomo mengaku puas atas jalannya
sidang. Dia menjelaskan dari persidangan awal ini mulai terlihat penyebab yang
menewaskan anak buahnya itu. Menurutnya selama ini institusinya terkesan
disudutkan akibat minimnya informasi yang benar.
Ditambahkannya dalam sidang
perdana ini terungkap bahwa peristiwa penembakan itu bukan semata pelanggaran
Lalulintas. Namun menurutnya ada unsur kesengajaan pelaku menghilangkan nyawa
orang.”Tetapi kami percaya bahwa persoalan ini akan dapat diadili dengan aturan
hukum yang berlaku, apalagi tadi Majelis akan menggelar sidang ini setiap hari,”
kata Nugroho.
Langganan:
Postingan (Atom)