Firdaus Yusuf | The Globe Journal, Senin, 16 Desember 2013 17:30 WIB, Banda Aceh—Safari (27), warga Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, mengalami luka memar di wajah, lebam di bibir, dan koyak di pelipis mata. Menurut pengakuannya, dia dipukuli oleh oknum TNI seusai acara Pengukuhan Wali Nanggroe, Malik Mahmud Al Haytar, Senin (16/12/2013). Peristiwa naas tersebut terjadi di Depan Kodim 0101 Banda Aceh ketika dia sedang berkonvoi melintasi Masjid Raya Baiturrahman, sekitar pukul 12.20 WIB.
“Kejadiannya, diambil bendera. Kami meminta bendera yang diambil itu. Kemudian terjadi adu mulut. Setelah itu, saya dipukul dari belakang,” kata dia, di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin, Banda Aceh.
Oknum yang memukulinya, kata Safari, mengenakan baju preman. “Saya ada lihat, mereka berdiri berbanjar. Dia lari ke arah saya. Kemudian, yang lainnya menuduh saya provokator. Mereka yang menerjang saya duluan,” ujarnya.
Ditemui di ruang kerjanya, Wakil Kepala (Waka) Penerangan Kodam Iskandar Muda, T. Syamsul Rizal, kondisi yang dia tahu, menurut penjelasan anggota Kodim 0101 Banda Aceh, bahwa massa membawa bendera Bulan Bintang. Dan bendera tersebut, kata dia, belum disahkan.
“Dan dengan euphoria mereka membawa dan mengibarkan bendera itu. Bendera tersebut diambil oleh anggota Kodim 0101 Banda Aceh,” kata Syamsul.
Lalu lanjut Syamsul, massa tersebut tidak terima dan melemparkan batu ke Kodim 0101. “Itu awal kejadiannya. Dan anggota kami langsung tembak ke atas. Harusnya kan negoisasi, jangan lempar batu. Dan dari lembar batu itu, terjadi kontak fisik,” sebutnya.
Kepala Biro Operasi Polda Aceh, Kombes Anang R, mengatakan, pihaknya, perlu keterangan dari korban untuk mempelajari hal ini. “Saya belum bisa memberikan keterangan apa-apa,” katanya. [005]