Jumat, 20 September 2013

Ungkap Kasus Penembakan, Polisi Bisa Rangkul TNI dan BIN

18 September 2013 | 17:58 wib

BANDUNG, suaramerdeka.com - Polisi tak ada salahnya berkoordinasi dengan TNI dan BIN dalam mengungkap kasus penembakan yang menyasar anggota di wilayah Polda Metro Jaya. Hal ini terkait dengan adanya modus yang dinilai berbeda di antara kasus penembakan terutama yang menimpa Aipda Anumerta Sukardi di depan Gedung KPK.

Demikian dikatakan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane usai dialog tentang Potret Polri di Mapolda Jalan Soekarno Hatta Bandung, Rabu (18/9). "Saya kira Polda Metro Jaya dan Mabes Polri perlu membentuk tim khusus memburu pelaku penembakan dengan berkoordinasi dengan BIN dan TNI. Yang dikhawatirkan, jangan-jangan polisi sudah tahu pelaku penembakan di depan KPK tapi tak berani mengungkapkan," katanya.

Neta merujuk kasus Cebongan. Polisi, disebutnya, sebenarnya sudah tahu sejak awal melibatkan pihak tertentu tapi tidak mempunyai keberanian. Pelaku bisa diketahui setelah adanya dorongan masyarakat sehingga memunculkan tim investigasi TNI.

Menurut Neta, dari sejumlah kasus penembakan di Jakarta dan sekitarnya, modusnya tidak menunjukan adanya perbuatan teroris. Di Tangeran Selatan, penembakan dilakukan dalam jarak dekat. Jarak ini menunjukan bahwa senpinya jenisa rakitan.

"Di KPK, beda lagi. Dia menembak dari depan, kemudian dalam jarak 5 meter, dan di hadapan orang ramai. Ini menunjukan pelakunya terlatih, percaya diri, sehingga gampang melarikan diri. Karena itu jika polisi tidak berhasil menangkap pelakunya, trennya akan diikuti pelaku kejahatan lainnya," jelasnya. (Setiady Dwi/CN38/SMNetwork)