Selasa, 10
September 2013 03:32:49
Beberapa ajudan
presiden era Susilo Bambang Yudhoyono mendapat karier yang cemerlang. Mereka
disebut-sebut sebagai pemimpin militer maupun kepolisian potensial ke depannya
nanti.
Cara SBY
mengkader ajudannya untuk posisi-posisi penting kemiliteran dinilai persis
dengan cara Soeharto . Berikut ini analisa peneliti Pusat Studi Keamanan dan
Perdamaian (PSKP) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Muhammad Najib Azca, MA,
PhD saat ditemui merdeka.com di kediamannya, Senin (10/9):
Bagaimana Anda
melihat posisi dan tugas keseharian seorang ajudan presiden?
Seorang ajudan
presiden itu akan mengikuti aktivitas presiden sehari-hari. Hampir dalam
sepenuh waktu mulai dari pagi sekali mulai dari aktivitas publik paling awal
hingga selesai, hingga malam. Dia akan mengikuti semua aktivitas sehari-hari
seorang presiden. Dia orang yang tugasnya mendampingi presiden dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari. Dia adalah orang yang paling dekat secara
fisik. Dia adalah orang yang pertama kali merespons terhadap presiden.
Kemungkinan orang yang bersentuhan dengan presiden akan bertemu dengan dia.
Apakah pekerjaan
ajudan presiden termasuk konsep pengamanan atau secara teknis saja?
Dia tidak
melakukan secara konsep tetapi secara teknis, jadi lebih kepada fisik. Terutama
mengingatkan apa saja yang akan dilakukan terutama jadwal hari ini dan terus
memantau.
Analisa apa yang
menjelaskan beberapa mantan ajudan presiden di era SBY banyak yang punya karier
bagus?
Sebenarnya itu
bukan fenomena baru. Bukan fenomena kontemporer pada masa SBY . Tetapi itu
sudah terjadi pada periode sebelumnya. Banyak pejabat militer merupakan ajudan
pada masa Presiden Soeharto misalnya seperti Wiranto, lalu ada Try Soetrisno
yang menjadi wakil presiden di mana sebelumnya menjadi ajudan presiden. Memang
menjadi ajudan presiden itu suatu keistimewaannya adalah dia berada dalam
lingkaran paling inti dalam kepresidenan. Dia sehari-hari bisa sangat dekat
secara fisik dan kemungkinan secara emosional sehingga presiden sangat mungkin
memantau, katakanlah aktivitas atau juga kualitas dari ajudannya ini. Jadi
kalau presiden merasa cocok kemungkinan besar akan mendapatkan akses untuk
lebih cepat mendapatkan promosi. Karena bagaimanapun promosi itukan melibatkan
presiden. Apalagi dulu, dulu kuat sekali. Sedangkan saat ini sudah mending.
Karena dulu masih sangat personal. Sekarang sudah lebih terstruktur.
Faktor lain?
Bagaimanapun
ajudan itu dipilih dari orang-orang terbaik yang ada di angkatannya. Ditambah
lagi kedekatan dengan presiden dia memiliki akses yang lebih besar dari yang
lain. Karena dia berada dalam lingkaran dalam, lingkaran dekat dengan
kekuasaan. Apalagi dahulu zaman Soeharto . Dia merasa seperti raja dan saat itu
presiden sebagai penentu segala-galanya. Sehingga dia bisa mengubah siapa saja
atau menaikkan siapa saja.
Soal ajudan ini
SBY seperti belajar dari Soeharto ?
Sebagian
sepertinya dia mengikuti Soeharto . Dia adalah salah satu murid Soeharto yang
baik dalam arti dia mengambil beberapa ilmu-ilmu Soeharto untuk berkuasa. Dia
tahu menempatkan posisi dia sebagai militer sebagai kapital, sebagai aset.
Kemudian dia dengan jejaring kemiliterannya untuk meraih kekuasaannya. Termasuk
dia belajar dari Soeharto tentang bagaimana dia memilih orang-orang
kepercayaannya untuk memperkuat kekuasaannya. [tts]