Rabu, 11 September 2013

'SBY murid Soeharto yang baik, mengambil ilmunya saat berkuasa'



Selasa, 10 September 2013 03:32:49


Beberapa ajudan presiden era Susilo Bambang Yudhoyono mendapat karier yang cemerlang. Mereka disebut-sebut sebagai pemimpin militer maupun kepolisian potensial ke depannya nanti.

Cara SBY mengkader ajudannya untuk posisi-posisi penting kemiliteran dinilai persis dengan cara Soeharto . Berikut ini analisa peneliti Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Muhammad Najib Azca, MA, PhD saat ditemui merdeka.com di kediamannya, Senin (10/9):

Bagaimana Anda melihat posisi dan tugas keseharian seorang ajudan presiden?

Seorang ajudan presiden itu akan mengikuti aktivitas presiden sehari-hari. Hampir dalam sepenuh waktu mulai dari pagi sekali mulai dari aktivitas publik paling awal hingga selesai, hingga malam. Dia akan mengikuti semua aktivitas sehari-hari seorang presiden. Dia orang yang tugasnya mendampingi presiden dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Dia adalah orang yang paling dekat secara fisik. Dia adalah orang yang pertama kali merespons terhadap presiden. Kemungkinan orang yang bersentuhan dengan presiden akan bertemu dengan dia.

Apakah pekerjaan ajudan presiden termasuk konsep pengamanan atau secara teknis saja?

Dia tidak melakukan secara konsep tetapi secara teknis, jadi lebih kepada fisik. Terutama mengingatkan apa saja yang akan dilakukan terutama jadwal hari ini dan terus memantau.

Analisa apa yang menjelaskan beberapa mantan ajudan presiden di era SBY banyak yang punya karier bagus?

Sebenarnya itu bukan fenomena baru. Bukan fenomena kontemporer pada masa SBY . Tetapi itu sudah terjadi pada periode sebelumnya. Banyak pejabat militer merupakan ajudan pada masa Presiden Soeharto misalnya seperti Wiranto, lalu ada Try Soetrisno yang menjadi wakil presiden di mana sebelumnya menjadi ajudan presiden. Memang menjadi ajudan presiden itu suatu keistimewaannya adalah dia berada dalam lingkaran paling inti dalam kepresidenan. Dia sehari-hari bisa sangat dekat secara fisik dan kemungkinan secara emosional sehingga presiden sangat mungkin memantau, katakanlah aktivitas atau juga kualitas dari ajudannya ini. Jadi kalau presiden merasa cocok kemungkinan besar akan mendapatkan akses untuk lebih cepat mendapatkan promosi. Karena bagaimanapun promosi itukan melibatkan presiden. Apalagi dulu, dulu kuat sekali. Sedangkan saat ini sudah mending. Karena dulu masih sangat personal. Sekarang sudah lebih terstruktur.

Faktor lain?

Bagaimanapun ajudan itu dipilih dari orang-orang terbaik yang ada di angkatannya. Ditambah lagi kedekatan dengan presiden dia memiliki akses yang lebih besar dari yang lain. Karena dia berada dalam lingkaran dalam, lingkaran dekat dengan kekuasaan. Apalagi dahulu zaman Soeharto . Dia merasa seperti raja dan saat itu presiden sebagai penentu segala-galanya. Sehingga dia bisa mengubah siapa saja atau menaikkan siapa saja.

Soal ajudan ini SBY seperti belajar dari Soeharto ?

Sebagian sepertinya dia mengikuti Soeharto . Dia adalah salah satu murid Soeharto yang baik dalam arti dia mengambil beberapa ilmu-ilmu Soeharto untuk berkuasa. Dia tahu menempatkan posisi dia sebagai militer sebagai kapital, sebagai aset. Kemudian dia dengan jejaring kemiliterannya untuk meraih kekuasaannya. Termasuk dia belajar dari Soeharto tentang bagaimana dia memilih orang-orang kepercayaannya untuk memperkuat kekuasaannya. [tts]