Senin, 02 September 2013

Pusat Didesak Ubah Pendekatan di Papua



JAKARTA—Aksi kelompok bersenjata di Pun­cak Jaya, Papua, menewaskan anggota TNI Satu­an Tugas Bantuan Kemanusiaan (Satgasban) Pa­pua. Pemerintah didesak mengubah secara nyata pendekatan di Papua untuk menghentikan aksi kekerasan.

"Pembicaraan perlu dikedepankan pemerin­tah agar merangkul semua pihak demi Papua yang aman," ujar Direktur Program LSM Imparsial, Al Araf, Ahad (1/9).

Al Araf menegaskan, permasalahan keamanan di Papua bukan hanya soal tak nasionalisnya se­gelintir kelompok yang kini terus memperkuat diri dengan senjata. Ia melihat, titik sebenarnya dalam permasalahan keamanan Papua adalah se­putar kepercayaan. Kepercayaan ini dalam defi­nisinya ialah perihal kecurigaan rakyat Papua pada pemerintah. Menurutnya, setiap langkah yang dilakukan pemerintah daerah maupun pusat belum menjangkau hati dari masyarakat itu sendiri.

Pengamanan berlebihan yang diterapkan pemerintah di bumi Papua juga terbukti tak mem­berikan ketenangan pada rakyat setempat. Me­nurut dia, pemerintah harus segera membuka dan memulai langkah dialog mendalam dengan rakyat Papua.

Bukan hanya perbincangan soal keamanan, namun segala hal yang dapat membuat daerah di ujung timur Indonesia itu tenang. Tragedi penem­bakan yang menewaskan anggota TNI, kata Al Araf, menjadi bukti bahwa menumpuk pasukan militer di Papua bukanlah langkah tepat.

Korban terkini aksi penembakan di Papua adalah Pratu Andre. Ia tewas setelah bersama 16 rekannya terlibat baku tembak melawan kelom­pok bersenjata. Andre tewas dalam perjalanan dari lokasi kejadian ke rumah sakit terdekat. "Kejadiannya Sabtu (31/8) siang di Distrik Tinggineri, Kabupaten Puncak Jaya," ujar Kabid Humas Polda Papua dihubungi dari Jakarta, Ahad (1/9).

Gede mengatakan, Andre yang tewas setelah timah panas menghunjam perutnya sedang melakukan tugas kemanusiaan. Bersama rekan-rekan­nya yang dipimpin oleh Letkol Inf antri Hery Ismoyo mereka tengah mengamankan aliran logis­tik pembangunan ke daerah Puncak Jaya.

Menurut Gede, saat melakukan proses penja­gaan, rombongan almarhum diserang oleh kelom­pok bersenjata tersebut. Jalur yang dijaga Andre dan rekan-rekannya, kata Gede, amat sentral un­tuk pembangunan Puncak Jaya. Bila rute ini di­kuasai oleh kelompok bersenjata, pasokan ba­rang-barang akan tersendat.

Perwira melati tiga ini menambahkan, akibat peristiwa tersebut, pengamanan sekitar lokasi di­perketat. Sedangkan, untuk jenazah Andre sudah diterbangkan ke Bandara Sentani, Jayapura. Me­nurut Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Hinks Siburian evakuasi dilakukan dengan meng­gunakan pesawat Enggang Air.

Ia mengatakan, setibanya di Bandara Sentani, jenazah korban akan dievakuasi menggunakan pesawat Garuda ke Jakarta. Tinggineri terletak sekitar empat kilometer dari Tingginambut atau sekitar tiga jam perjalanan dari ibu kota Puncak Jaya, Mulia, dengan melintasi kawasan pegu­nungan. (Gilang Akbar Prambadi & ed: fitriyan zamzami), Sumber Koran: Republika (02 September 2013/Senin, Hal. 03)