JAKARTA—Aksi kelompok bersenjata di Puncak
Jaya, Papua, menewaskan anggota TNI Satuan Tugas Bantuan Kemanusiaan
(Satgasban) Papua. Pemerintah didesak mengubah secara nyata pendekatan di
Papua untuk menghentikan aksi kekerasan.
"Pembicaraan perlu
dikedepankan pemerintah agar merangkul semua pihak demi Papua yang aman,"
ujar Direktur Program LSM Imparsial, Al Araf, Ahad (1/9).
Al Araf menegaskan, permasalahan
keamanan di Papua bukan hanya soal tak nasionalisnya segelintir kelompok yang
kini terus memperkuat diri dengan senjata. Ia melihat, titik sebenarnya dalam
permasalahan keamanan Papua adalah seputar kepercayaan. Kepercayaan ini dalam
definisinya ialah perihal kecurigaan rakyat Papua pada pemerintah. Menurutnya,
setiap langkah yang dilakukan pemerintah daerah maupun pusat belum menjangkau
hati dari masyarakat itu sendiri.
Pengamanan berlebihan yang
diterapkan pemerintah di bumi Papua juga terbukti tak memberikan ketenangan
pada rakyat setempat. Menurut dia, pemerintah harus segera membuka dan memulai
langkah dialog mendalam dengan rakyat Papua.
Bukan hanya perbincangan soal
keamanan, namun segala hal yang dapat membuat daerah di ujung timur Indonesia
itu tenang. Tragedi penembakan yang menewaskan anggota TNI, kata Al Araf,
menjadi bukti bahwa menumpuk pasukan militer di Papua bukanlah langkah tepat.
Korban terkini aksi penembakan di
Papua adalah Pratu Andre. Ia tewas setelah bersama 16 rekannya terlibat baku
tembak melawan kelompok bersenjata. Andre tewas dalam perjalanan dari lokasi
kejadian ke rumah sakit terdekat. "Kejadiannya Sabtu (31/8) siang di
Distrik Tinggineri, Kabupaten Puncak Jaya," ujar Kabid Humas Polda Papua dihubungi
dari Jakarta, Ahad (1/9).
Gede mengatakan, Andre yang tewas
setelah timah panas menghunjam perutnya sedang melakukan tugas kemanusiaan. Bersama
rekan-rekannya yang dipimpin oleh Letkol Inf antri Hery Ismoyo mereka tengah
mengamankan aliran logistik pembangunan ke daerah Puncak Jaya.
Menurut Gede, saat melakukan
proses penjagaan, rombongan almarhum diserang oleh kelompok bersenjata
tersebut. Jalur yang dijaga Andre dan rekan-rekannya, kata Gede, amat sentral
untuk pembangunan Puncak Jaya. Bila rute ini dikuasai oleh kelompok
bersenjata, pasokan barang-barang akan tersendat.
Perwira melati tiga ini
menambahkan, akibat peristiwa tersebut, pengamanan sekitar lokasi diperketat.
Sedangkan, untuk jenazah Andre sudah diterbangkan ke Bandara Sentani, Jayapura.
Menurut Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Hinks Siburian evakuasi dilakukan
dengan menggunakan pesawat Enggang Air.
Ia mengatakan, setibanya di
Bandara Sentani, jenazah korban akan dievakuasi menggunakan pesawat Garuda ke
Jakarta. Tinggineri terletak sekitar empat kilometer dari Tingginambut atau
sekitar tiga jam perjalanan dari ibu kota Puncak Jaya, Mulia, dengan melintasi
kawasan pegunungan. (Gilang Akbar
Prambadi & ed: fitriyan zamzami), Sumber Koran: Republika (02 September
2013/Senin, Hal. 03)