Senin, 16 September 2013 11:11 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri menggandeng Badan Intelijen Negara (BIN) dan TNI untuk memburu pelaku penembakan Aipda Anumerta Sukardi yang tewas di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kami bekerjasama dengan stakeholder yang lain. Kita dapat pasokan intelijen dari BIN, TNI, dan aparat teritorial dari Babinsa. Kita bekerjasama mendeteksi keberadaan mereka di masyarakat," kata Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo saat ditemui di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (16/9/2013).
Hingga saat ini Polri belum mengetahui siapa pelaku penembakan di Jalan Rasuna Said tersebut. Pihaknya masih mengumpulkan keterangan dan barang bukti dari lokasi kejadian.
"Kita pasti berangkat dari evaluasi langkah-langkah penyelidikan di TKP, hasil investigasi laboratorium forensik, tapi sekali lagi kita masih perlu pendalaman, sehingga secara umum belum bisa disampaikan tapi yakin bisa diselesaikan oleh Polri untuk menjawab permasalahan yang menjadi pertanyaan masyarakat," katanya.
Meskipun sudah jatuh korban dari anggota kepolisian, tetapi Timur mengatakan bahwa anggotanya tidak boleh gentar menghadapi para pelaku penembakan misterius tersebut. "Kita sama sekali tidak boleh mundur untuk melaksanakan tugas kita, memelihara keamanan, memberikan pelayanan terbaik," ucapnya.
Peristiwa penembakan di Jalan Rasuna Said dikatakan Timur agak berbeda dengan kasus sebelumnya seperti di Pondok Aren, Cirendeu, dan Ciputat.
"Kalau di sana pelakunya sudah jelas, tinggal melakukan penangkapan, tapi untuk kasus yang ini (Bripka Sukardi) dimohon untuk sabar," ucapnya. (Penulis: Adi Suhendi & Editor: sanusi)