Selasa, 10
September 2013 01:04:00
Pada masa
Presiden Soeharto, jalur promosi paling efektif untuk puncak karier militer
maupun kepolisian adalah ajudan presiden. Posisi ajudan presiden sangat
prestisius pada era Orde Baru.
Sebut misalnya
Try Sutrisno yang menjadi Pangab (1988-1993). Puncak karier Try adalah menjadi
wakil presiden. Laju yang sama juga dialami Wiranto, ajudan Pak Harto
(1989-1993). Kariernya meroket bermula dari Kasdam Jaya, Pangdam Jaya, Pangkostrad,
KSAD, dan lima tahun setelah lepas dari ajudan menjadi Panglima ABRI.
Karier cemerlang
lainnya juga dialami ajudan Presiden Soeharto seperti Jenderal Polisi Kunarto
dan Jenderal Polisi Dibyo Widodo yang menjadi Kapolri. Mantan ajudan lain seperti
Hamami Nata, pernah memimpin Polda Metro Jaya sementara Sugiyono menjabat
sebagai wakasad.
Mengapa karier
ajudan, terutama pada era Pak Harto begitu mudah meroket? Ada beragam analisis
tetapi jawaban paling sederhana adalah, semasa mereka menjadi ajudan, Pak Harto
bisa langsung menilai loyalitas dan kemampuan mereka.
Analisa ini
dibenarkan oleh TB Hasanuddin, mantan ajudan Presiden BJ Habibie. Predikat
karier meroket para ajudan Pak Harto, sebenarnya sangat dipengaruhi oleh faktor
Pak Harto.
"Meroket
itu tergantung atasannya. Kalau atasannya (presiden) masih menjabat ya tentu
karier ajudan itu akan memiliki jabatan top," ujar TB Hasanuddin.
Kedekatan
emosional itu ditambah dengan masa jabatan presiden yang cukup lama. Dia
mencontohkan Presiden Soeharto yang 30 tahun lebih dan SBY yang 10 tahun
memunculkan kesempatan bagi mereka mengkader pemimpin.
TB Hasanuddin
lantas mencontohkan nasib ajudan-ajudan Presiden dengan masa jabatan pendek
yang tak begitu mengkilap. Termasuk dirinya yang pernah jadi ajudan BJ Habibie,
dengan karier yang tak bisa meroket.
"Kan Pak
Habibie habis itu turun ya mana bisa saya meroket," ujar militer yang kini
aktif sebagai politisi di PDIP itu.
Dalam catatan,
jarang juga mantan ajudan Presiden Abdurrahman Wahid atau ajudan Presiden
Megawati Soekarnoputri yang menduduki pucuk pimpinan militer atau polisi.
Mantan ajudan
Gus Dur, Marsekal Muda TNI Sukirno misalnya, terakhir adalah Wakasau. Mantan
ajudan Gus Dur lainnya Komjen Sutarman, posisi terakhirnya kini adalah Kabareskrim.
Mantan ajudan Megawati, Budi Gunawan posisi terakhir adalah Kalemdikpol.
Kini, TB
Hasanuddin melihat pola pengkaderan ajudan presiden yang juga dilakukan oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Mantan ajudan SBY tercatat punya karier ke
depan yang cemerlang. Sebut saja misalnya Muhammad Munir. Kini jabatannya
adalah Pangkostrad dengan pangkat Letjen. Terbuka peluang baginya untuk
menduduki posisi tertinggi TNI.
Mantan ajudan
SBY lainnya yang punya karier cemerlang adalah Bagus Puruhito (ajudan pada
periode 2004-2009). Bagus kini berpangkat marsekal muda. Dia pernah menjadi
Danlanud Halim, dan kini menjabat Asisten Operasi Kasau. Nama lain adalah Putut
Eko Bayuseno yang kini menjabat Kapolda Metro Jaya dan punya peluang sebagai
kepala Polri.
"Tradisi
Pak SBY itu menerapkan seperti apa yang menjadi tradisi Pak Harto," kata
TB Hasanuddin. Sumber : www.merdeka.com