Selasa, 10
September 2013 04:00:00
Meraih empat
bintang di pundak adalah cita-cita seluruh para prajurit TNI dan Polri. Untuk
mencapainya tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Para abdi negara
itu harus bersaing secara ketat.
Ketika lulus
dari Akademi Kepolisian dan Akademi Militer, para prajurit berprestasi tentu
mendapat prioritas. Apalagi mereka lulus dengan predikat peraih Adhi Makayasa
atau lulusan terbaik di angkatannya.
Tercatat ada
sejumlah nama peraih Adhi Makayasa menutup kariernya dengan pangkat jenderal.
Meski banyak pihak yang menilai posisi perwira tinggi adalah jabatan politis.
Kedekatan dengan penguasa menjadi salah satu faktor penentu.
Salah satu
jabatan yang membuka jalan untuk meraih pucuk pimpinan adalah menjadi ajudan
presiden. Terbukti, polisi dan tentara yang pernah menjadi ajudan mantan
Presiden Soeharto kemudian didapuk jadi Kapolri, kepala staf angkatan darat dan
Panglima TNI.
Berikut 5
prajurit di kepolisian dan TNI yang menggenggam pucuk jabatan:
1. Jenderal TNI
Try Sutrisno
Try Sutrisno
merupakan salah satu bekas ajudan yang dekat Presiden Soeharto . Dia menjadi
ajudan dari 1974 sampai 1978. Setelah itu kariernya melesat hingga menjadi
kepala staf angkatan darat dan Panglima ABRI.
Setelah pensiun
dengan pangkat jenderal, mantan Pangdam Jaya itu kembali dipercaya Pak Harto.
Try ditunjuk menjadi wakil presiden Indonesia periode 1993 sampai 1998.
2. Jenderal Pol
Kunarto
Jenderal Pol
Kunarto menjabat sebagai ajudan Presiden Soeharto dari tahun 1979 hingga tahun
1986. Kuntoro masuk pendidikan polisi, PTIK angkatan IX pada tahun 1961.
Setelah menjadi
ajudan, Kuntoro ditunjuk jadi Wakil Kepala Polda Metro Jaya, lalu menjadi
Kapolda Sumatera Utara pada 1987-1989.
3. Jenderal TNI
Wiranto
Saat berpangkat
Kolonel, Wiranto mendapat tugas menjadi ajudan Presiden Soeharto . Tugas itu
diemban Wiranto mulai 1989 sampai 1993. Selanjutnya, karier jebolan Akmil 1968
itu melesat.
Wiranto promosi
Brigjen saat dipercaya menjadi Kasdam Jaya. Selang satu tahun Wiranto menjadi
Pangdam Jaya, dan pangkatnya menjadi Mayjen. Bintang tiga diraih saat dipercaya
jadi Pangkostrad. Lalu Wiranto menjadi Kasad, kemudian Menhankam/Panglima ABRI.
Setelah pensiun,
Wiranto membentuk Partai Hati Nurani Rakyat. Dia sempat mencalonkan diri
sebagai capres dan cawapres, namun gagal. Dan di Pemilu 2014, mantan politikus
Golkar itu kembali maju jadi capres berpasangan dengan bos MNC Hary Tanoe.
4. Jenderal Pol
Dibyo Widodo
Dibyo Widodo
menjadi ajudan Presiden Soeharto sampai tahun 1992. Kemudian, Dibyo menjabat
sebagai Irpolda Sumut, Wakapolda Nusa Tenggara, Wakapolda Metro Jaya dan
Kapolda Metro.
Dibyo menutup
kariernya dengan pangkat jenderal. Dia dipercaya menjadi Kapolri 1996-1998.
Setelah pensiun, posisi jebolan di Akademi Angkatan Kepolisian 1968 itu
digantikan oleh Jenderal Roesmanhadi.
5. Jenderal Pol
Sutanto
Sebagai lulusan
terbaik di Akademi Kepolisian 1973, karier Sutanto terbilang moncer. Sutanto
menjadi ajudan Presiden Soeharto pada tahun 19951998. Kemudian, saat promosi
bintang satu Sutanto menjadi Wakapolda Metro Jaya.
Selanjutnya
Sutanto menambah bintang di pundaknya saat dipercaya menjadi Kapolda Sumatera
Utara, Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional. Jenderal penuh diraih
saat dipilih Presiden SBY jadi Kapolri.
Pensiun dari
kepolisian pada 2008, Sutanto menjabat Komisaris Utama PT Pertamina. Dia juga
sempat menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara, sebelumnya akhirnya
diganti pada 19 Oktober 2011. Sumber : www.merdeka.com