Rabu, 11 September 2013

Dari ajudan Presiden, 5 Orang ini raih pucuk jabatan Polri & TNI



Selasa, 10 September 2013 04:00:00


Meraih empat bintang di pundak adalah cita-cita seluruh para prajurit TNI dan Polri. Untuk mencapainya tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Para abdi negara itu harus bersaing secara ketat.

Ketika lulus dari Akademi Kepolisian dan Akademi Militer, para prajurit berprestasi tentu mendapat prioritas. Apalagi mereka lulus dengan predikat peraih Adhi Makayasa atau lulusan terbaik di angkatannya.

Tercatat ada sejumlah nama peraih Adhi Makayasa menutup kariernya dengan pangkat jenderal. Meski banyak pihak yang menilai posisi perwira tinggi adalah jabatan politis. Kedekatan dengan penguasa menjadi salah satu faktor penentu.

Salah satu jabatan yang membuka jalan untuk meraih pucuk pimpinan adalah menjadi ajudan presiden. Terbukti, polisi dan tentara yang pernah menjadi ajudan mantan Presiden Soeharto kemudian didapuk jadi Kapolri, kepala staf angkatan darat dan Panglima TNI.

Berikut 5 prajurit di kepolisian dan TNI yang menggenggam pucuk jabatan:

1. Jenderal TNI Try Sutrisno

Try Sutrisno merupakan salah satu bekas ajudan yang dekat Presiden Soeharto . Dia menjadi ajudan dari 1974 sampai 1978. Setelah itu kariernya melesat hingga menjadi kepala staf angkatan darat dan Panglima ABRI.

Setelah pensiun dengan pangkat jenderal, mantan Pangdam Jaya itu kembali dipercaya Pak Harto. Try ditunjuk menjadi wakil presiden Indonesia periode 1993 sampai 1998.

2. Jenderal Pol Kunarto

Jenderal Pol Kunarto menjabat sebagai ajudan Presiden Soeharto dari tahun 1979 hingga tahun 1986. Kuntoro masuk pendidikan polisi, PTIK angkatan IX pada tahun 1961.

Setelah menjadi ajudan, Kuntoro ditunjuk jadi Wakil Kepala Polda Metro Jaya, lalu menjadi Kapolda Sumatera Utara pada 1987-1989.

3. Jenderal TNI Wiranto

Saat berpangkat Kolonel, Wiranto mendapat tugas menjadi ajudan Presiden Soeharto . Tugas itu diemban Wiranto mulai 1989 sampai 1993. Selanjutnya, karier jebolan Akmil 1968 itu melesat.

Wiranto promosi Brigjen saat dipercaya menjadi Kasdam Jaya. Selang satu tahun Wiranto menjadi Pangdam Jaya, dan pangkatnya menjadi Mayjen. Bintang tiga diraih saat dipercaya jadi Pangkostrad. Lalu Wiranto menjadi Kasad, kemudian Menhankam/Panglima ABRI.

Setelah pensiun, Wiranto membentuk Partai Hati Nurani Rakyat. Dia sempat mencalonkan diri sebagai capres dan cawapres, namun gagal. Dan di Pemilu 2014, mantan politikus Golkar itu kembali maju jadi capres berpasangan dengan bos MNC Hary Tanoe.

4. Jenderal Pol Dibyo Widodo

Dibyo Widodo menjadi ajudan Presiden Soeharto sampai tahun 1992. Kemudian, Dibyo menjabat sebagai Irpolda Sumut, Wakapolda Nusa Tenggara, Wakapolda Metro Jaya dan Kapolda Metro.

Dibyo menutup kariernya dengan pangkat jenderal. Dia dipercaya menjadi Kapolri 1996-1998. Setelah pensiun, posisi jebolan di Akademi Angkatan Kepolisian 1968 itu digantikan oleh Jenderal Roesmanhadi.

5. Jenderal Pol Sutanto

Sebagai lulusan terbaik di Akademi Kepolisian 1973, karier Sutanto terbilang moncer. Sutanto menjadi ajudan Presiden Soeharto pada tahun 19951998. Kemudian, saat promosi bintang satu Sutanto menjadi Wakapolda Metro Jaya.

Selanjutnya Sutanto menambah bintang di pundaknya saat dipercaya menjadi Kapolda Sumatera Utara, Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional. Jenderal penuh diraih saat dipilih Presiden SBY jadi Kapolri.

Pensiun dari kepolisian pada 2008, Sutanto menjabat Komisaris Utama PT Pertamina. Dia juga sempat menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara, sebelumnya akhirnya diganti pada 19 Oktober 2011. Sumber : www.merdeka.com