Senin, 16 September 2013

Penganiayaan_Berkelahi Gara-Gara “Jaguar”


Anggota Polresta Pangkalpinang berkelahi dengan anggota Korem Garuda Jaya. Gara-garanya sepele. Hampir saja ada aksi balas dendam dengan skala lebih luas.

Bentrok fisik antara anggota kepolisian dengan TNI terjadi lagi. Kali ini di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tepatnya di kawasan hiburan malam Jaguar, Jalan Mayor Syafri Rahman, Kelurahan Bintang, Kecamatan Rangkui, Pangkalpinang. Pelakunya: anggota Polresta Kota Pangkalpinang dengan anggota Korem 045 Garuda Jaya. Persoalannya, seperti biasa, hal sepele.

Berdasar informasi yang dihimpun FORUM, perkelahian terjadi usai pertunjukan live music di parkiran Jaguar, pekan lalu. Motor Bripda Beni Suherman, anggota polresta Pangkalpinang menghalangi kendaraan anggota Korem 045 Garuda Jaya, Serka Mukhlisin, yang saat itu mau keluar. Gara-gara dianggap terlalu lama menggeser motor, terlontarlah omelan dan kata-kata tak pantas. Walhasil, kedua aparat yang diduga masih di bawah akibat minuman keras itu berkelahi.

Briptu Tri Agung kemudian berusaha melerai. Namun Mukhlisin tidak terima. Malah mengira Tri Agung membela Benny. Maka cekcok meluas. Menduga bakal dikeroyok, Mukhlisin pun mengeluarkan senjata api jenis FN. Sesaat Tri Agung mundur dan kembali ke mobil. Namun, tak berapa lama kemudian, Tri Agung kembali menghampiri Mukhlisin. Kali ini tak terhindar, terjadi perkelahian.

Saksi mata menyebut, Mukhlisin memukul berkali-kali ke wajah Tri Agung. Akibatnya, Tri Agung mengalami luka memar di bagian pipi dan satu gigi depan atasnya copot. Di sekitaran keributan itu, tak ada orang yang berani melerai. Entah takut, entah pula tak peduli. Tri Agung segera dibawa beberapa temannya ke RS Bakti Timah, di Jalan Jenderal Sudirman.

Atas kejadian itu, Tri Agung dan Beni Suherman melaporkan ke SPK Polresta Pangkalpinang. Mereka mengaku telah diserang oleh OTD (orang tidak dikenal) bersenjata api di tempat hiburan malam "Jaguar." Unit Buser Sat Reskrim Polresta Pangkalpinang segera melakukan penyelidikan. Kamis, 5 September 2013, tim Buser menangkap Mukhlisin yang tengah asyik di tempat hiburan malam "Millenium", Jalan Mayor Syafrie Rahman. Saksi mendengar ada letusan saat Mukhlisin digelandang tim yang antara lain menenteng senapan laras panjang SS1. Muhklisin sempat dipukul. Ia luka robek di pelipis kiri. Diduga akibat poporan senjata. Di dalam saku jaket Mukhlisin didapati kartu identitas yang tertera nama Mukhlisin sebagai anggota Intelkam Korem 045 Garuda Jaya.

Informasi pun berkembang cepat. Tersiar kabar ada anggota Korem dikeroyok tim Buser Polres. Konon bakal ada aksi balas dendam yang melibatkan satuan. Untuk menghindari kemungkinan lebih buruk, sekitar pukul 02.00 WIB, Kapolresta Pangkalpinang mengontak Dandim dan Danrem Garuda Jaya. Komunikasi itu untuk menenangkan situasi. Sejam kemudian, Dandim dan Danrem tiba di Mapolresta Pangkalpinang dikarenakan beredar informasi adanya anggota Korem yang akan menyerang Mapolres Pangkalpinang. Sementara itu, Mukhlisin diobati dan dijemput POM untuk menjalani pemeriksaan.

Di luar itu sempat terungkap rencana mengejutkan. Gara-gara mendengar informasi anggota TNI Korem 045 Garuda Jaya diperlakukan tidak manusiawi, pada Jumat malam, 6 September 2013, puluhan anggota Korem mendatangi Polsek Bukit Intan, Pangkalpinang. Mereka menanyakan kronologis kejadian pemukulan terhadap temannya. Lantaran penjelasan anggota jaga Polsek tak memuaskan, ia sempat mendapat bogem mentah.

Singkat cerita, kasus bentrok antara anggota polisi dan tentara gara-gara hal sepele seperti ini membuat pimpinan bersikap hati-hati. Kapolresta Pangkalpinang AKBP Bariza Sulfi Sik membenarkan "ada perkelahian di Jaguar". Namun ia menyatakan "persoalan itu masih diselidiki masing-masing pihak". Ia berharap semua pihak menurunkan tensi, termasuk media. "Mari kita sama-sama menjaga suasana menjadi aman dan kondusif," ujar Bariza Sulfi, di ruang kerjanya awal pekan lalu.

Hal senada diungkap Danrem 045 Garuda Jaya Kolonel (inf) Didied Pramudito. Ia tak menampik jika baru-baru ini sempat terjadi perselisihan paham antara anggotanya dengan anggota Polres Kota Pangkalpinang. Namun demikian ia menegaskan saat ini pihaknya telah mengambil sikap tegas terhadap anggotanya yang terlibat. "Hanya persoalan salah faham saja. Dan kami sudah mengambil sikap tegas. Namun dalam hal ini, kami berharap pihak-pihak terkait dapat berpikir bijak dan tidak gampang menerima isu-isu lain yang dapat menyebabkan keresahan di kalangan masyarakat. Saya juga meminta pihak sana berkomitmen memproses anggotanya sesuai aturan hukumnya. Ke depan, mari kita saling introspeksi," kata Didied saat ditemui FORUM di ruang kerjanya, Rabu pekan lalu.

Sayangnya dalam kejadian itu masing-masing intansi terkait sampai saat ini terkesan saling menutup-nutupi. Kejadian tersebut jelas mencoreng dua lembaga, TNI dan Polri. Seharusnya anggota kedua lembaga tersebut dapat memberi contoh. Namun justru sebaliknya memberi contoh yang tidak baik kepada masyarakat.

Perkelahian antara anggota polisi dan TNI gara-gara perkara sepele ini tentu diperhatikan publik. Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung KH Usman Fathan menilai, sebenarnya ulah seperti itu tak perlu terjadi terus menerus. Apalagi kejadiannya di tempat hiburan malam. "Saya mengimbau kepada mereka agar tidak mendatangi tempat hiburan malam, karena lebih banyak mudharat ketimbang manfaatnya. Di sana banyak disediakan minuman keras yang dilarang agama. Persoalan sepele jadi besar gara-gara mengkonsumsi minuman keras. Sekali lagi saya mengimbau kepada anggota polisi,TNI , aparat penegak hukum, pejabat dan masyarakat khususnya di Bangka Belitung, tidak perlu mendatangi tempat-tempat yang kurang bermanfaat," ujar KH Usman Fathan.

Bentrok antara anggota polisi dengan TNI akibat persoalan sepele dan di tem¬pat hiburan kerap terjadi. Bukan hanya di Babel. Lagi-lagi, ini contoh buruk buat masyarakat. (RIKKY FERMANA DAN J0NIARSYAH (PANGKALPINANG), Sumber: Majalah Forum (22 September 2013/Minggu, Hal. 59)