AKSI kekerasan bersenjata di Papua sepertinya tidak akan pernah berhenti. Pada 31 Agustus 2013 pukul 09.00 WIT, 17 prajurit Kopassus diserang beberapa orang tidak dikenal (OTK). Satu prajurit tewas setelah tertembak di bagian perut.
Peristiwa ini sangat disesalkan, karena keberadaan sejumlah prajurit Kopassus di sana tengah mengamankan jalur paso¬kan kebutuhan masyarakat dan material untuk pembangunan dalam rangka mensejahterakan masyarakat serta mendorong pembangunan yang sedang digiatkan Bupati Puncak Jaya.
Aksi penembakan terhadap aparat keamanan (kepolisian dari TNI) terjadi karena mereka lengah dan kurang waspada. Kelompok bersenjata selalu melihat saat-saat lengah, apabila ada prajurit yang lengah pasti berpotensi menjadi korban. Dengan kelengahan itu, kelompok bersenjata ini langsung melakukan aksi teror yang juga dapat meresahkan masyarakat.
Untuk meredam aksi tersebut, aparat keamanan yang ada di Papua diharapkan melaksanakan tugasnya seoptimal mungkin dan dalam kesiagaan yang setinggi-tingginya. Kesiapan seluruh aparat keamanan TNI maupun Polri yang bertugas di Papua harus selalu dalam kondisi yang terbaik. Sehingga tidak terjadi hal-hal yang diinginkan seperti itu.
Meski masih terus terjadi kasus penembakan, status di Papua belum akan dirubah dari tertib sipil menjadi operasi militer. Tindakan yang lebih tepat adalah menjaga stabilitas keamanan dan pembangunan di Papua. Namun jika eskalasinya makin meningkat, hal tersebut bisa dipertimbangkan untuk ditingkatkan statusnya.
Kekerasan bersenjata yang dilakukan oleh kelompok bersenjata di Papua harus segera dihentikan dan ditumpas. Aparat keamanan harus mengusut tuntas kasus-kasus penembakan dan gangguan keamanan yang terjadi di wilayah Papua belakangan ini. Jangan beri toleransi terhadap pihak-pihak yang telah memicu aksi kekerasan dan penembakan sehingga situasi di Papua menjadi mencekam.
Di sisi lain, aparat diharapkan untuk tetap waspada dan tidak boleh lengah terhadap situasi sekitar. Kewaspadaan menjadi hal yang sangat penting meng¬ingat kelompok bersenjata ini mengincar aparat yang sedang lengah dan tidak waspada. Aparat tidak perlu ragu untukmembasmi kelompok bersenjata, karena ini sudah menjadi tugasnya dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Papua. (Ferdiaiisyah Putra Kota Kembang Permai No. 42 Depok, Jawa Barat), Sumber Koran: Indo Pos (16 September 2013/Senin, Hal. 04)