Senin, 2
September 2013 07:40:00
Kemampuan
pasukan elite TNI mendapat pengakuan dunia. Sesuai namanya, pasukan ini dipilih
dari anggota pasukan terbaik. Dilatih keras dan dipersenjatai dengan peralatan
terbaik.
Indonesia
memiliki pasukan elite di setiap kesatuan, misalnya Angkatan Darat (AD)
memiliki Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Angkatan Udara (AU) memiliki
Paskhas dan Angkatan Laut (AL) memiliki pasukan katak dan marinir.
Baru-baru ini
lembaga analisa peringkat militer globalfirepower.com menaikkan peringkat
militer Indonesia. Bila sebelumnya peringkat militer Indonesia di posisi 18,
kini naik di posisi 15.
Untuk kemampuan
individu personel, militer Indonesia memang tidak kalah dibanding kemampuan
militer negeri lain. Buktinya, beberapa prestasi sempat disandang oleh pasukan
elite TNI. Contohnya adalah prestasi Kopassus.
Kehebatan yang
dimilikinya Kopassus membuatnya disegani militer negara lain. Bahkan, sejumlah
negara di dunia meminta Kopassus untuk melatih pasukan militernya, seperti
negara-negara di Afrika Utara dan Kamboja.
Bahkan konon, 80
Persen pelatih militer di negara-negara Afrika Utara diketahui menggunakan
pelatih militer dari Kopassus. Para perwira komando juga ditugaskan untuk
melatih pasukan militer yang dimiliki negara-negara di benua hitam itu.
Soal kemampuan
anggota Komisi I DPR Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin menjamin pasukan elite RI
tak kalah dengan Navy Seals yang sedang naik daun gara-gara menembak mati Osama
bin Laden.
"Pasukan
elite kita tidak kalah. Tidak hanya soal kemampuan personel. Soal persenjataan,
Kopassus pun sama baiknya dengan pasukan dari luar negeri," kata TB
Hasanuddin kepada merdeka.com, Minggu (2/9).
Namun selain
kemampuan tempur, Kopassus diminta memperbaiki profesionalisme dan disiplin. TB
Hasanuddin berharap kasus Cebongan tak terulang kembali.
Pensiunan
jenderal bintang dua ini juga menambahkan tak mudah membina pasukan khusus.
Selain latihan terus menerus, mereka juga harus diberi penugasan. Latihan tanpa
penugasan akan membuat prajurit jenuh. Tenaga dan kemampuan prajurit harus
disalurkan untuk operasi sehingga tak menjadi hal-hal negatif.
"Kenapa tak
dilibatkan saja dalam operasi counter teroris. Menurut saya mereka punya
kemampuan untuk melakukan operasi penyergapan. Untuk melacak pun mereka punya
sandi yudha. Ini bisa digunakan agar prajurit tak hanya jenuh latihan,"
katanya.
Sementara itu
Markas Besar TNI menjelaskan selain kemampuan individu, sebenarnya ada hal lain
yang mempengaruhi pamor militer Indonesia. Apa itu?
Menurut Kapuspen
TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul , prestasi TNI terakhir ini menonjol dalam
bentuk pengabdian kepada negara. Misalnya, tentara sudah tidak berpolitik praktis,
TNI netral, TNI beberapa kali bekerja sama dengan negara tetangga, terutama
latihan bersama.
"TNI
bekerja sama dengan negara tetangga begitu baik, meningkatkan latihan bersama
terutama untuk pendidikan penanganan bencana. TNI juga tetap konsisten meningkatkan
alutsista," terangnya kepada merdeka.com, Jumat (1/9).
Selain itu, tak
kalah penting adalah hubungan baik antara TNI dengan parlemen. Misalnya soal
manajemen waktu dan target pengadaan alutsista. Semua program TNI didukung
dengan baik oleh parlemen, sehingga pengadaan alutsista bisa dipenuhi sesuai
dengan jadwal yang ditentukan.
Untuk penanganan
bencana, walau pasukan elite, pasukan Kopassus, Marinir atau Paskhas jadi yang
terdepan. Mereka terjun mulai dari evakuasi korban Merapi, pencarian korban
Sukhoi di Gunung Salak, hingga ikut memadamkan kebakaran hutan. Pasukan elite
RI pun tak ragu terjun ke Ciliwung membersihkan sungai. Atau membangun WC umum
di kelurahan bersama warga.
Ini adalah
sebuah nilai plus. Tak semua pasukan elite dunia punya kemampuan ini. Sumber : www.merdeka.com