Selasa, 03 September 2013

Kasad Cium Tangan SBY, Kapuspen TNI: Sah-sah saja



Senin, 2 September 2013 | 11:34 WIB


Timlo.net – Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Letjen Budiman dengan berpakaian dinas mencium tangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat dilantik pada Jumat pekan lalu. Aksi cium tangan sang jenderal dinilai melanggar Peraturan Penghormatan Militer (PPM).

Menurut Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Iskandar Sitompul, aksi Kasad Budiman saat itu tidak melanggar aturan.

“Sah-sah saja. Kembali lagi ke pribadi masing-masing. Lihat sisi kemanusiaannya saja,” ujar Iskandar usai acara serah terima jabatan Kasad di Mabes AD, Senin (2/9).

Sementara itu, Budiman belum bisa dikonfirmasi ihwal aksinya itu sebab waktu yang diberikan saat sesi wawancara terbatas. Sehingga belum ada keterangan resmi dari pihak Budiman.

Menurut mantan Sekretaris Militer Mayjen (Purn) Tb Hasanuddin, PPM mengatur cara hormat anggota militer secara teknis, baik saat sedang berhenti, berjalan, dengan penutup kepala atau tanpa penutup kepala, dengan senjata atau tanpa senjata.

“Itu ada bukunya. Diberikan oleh bawahan kepada atasan dengan sikap sempurna, badan ditegakkan, tangan kanan memberikan penghormatan dan tatapan ke depan,” papar Hasanuddin yang kini adalah Wakil Ketua Komisi I DPR, kepada merdeka.com, Senin (2/9).

Menurut dia, aturan penghormatan yang dibakukan itu sebagai wujud kebanggaan militer. Oleh sebab itu, memberi hormat dengan cara yang berbeda dianggap tidak patut.

“Apalagi ini dilakukan oleh Kasad dengan pakaian kebesaran kepada presiden yang adalah panglima tertinggi, di acara kenegaraan (pelantikan) dan dilakukan di Istana Negara,” ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.

Menurut Hasanuddin, PPM boleh tidak dilakukan jika anggota militer tidak berpakaian dinas dan dalam suasana lain, seperti kekeluargaan. “Cium tangan bagus sebagai sebuah penghormatan, tetapi tidak patut jika dilakukan dengan pakaian dinas, pakaian kebesaran, dalam acara resmi kenegaraan,” tuturnya.

Seharusnya, kata Hasanuddin, SBY sebagai atasan yang juga berasal dari militer menegur jika bawahannya tidak mematuhi PPM. “Harusnya presiden kasih tahu Anda salah, atau setidaknya mengambil sikap supaya tangannya tidak dicium,” terangnya.