Rabu, 4 September 2013 | 18:25 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Tentara Nasional Indonesia masih disorot miring terkait penyimpangan yang dilakukan para prajuritnya. Sorotan itu muncul setelah terjadi berbagai gesekan antara prajurit TNI dengan masyarakat maupun aparat kepolisian. Bagaimana Panglima TNI yang baru Jenderal (TNI) Moeldoko mengatasi masalah itu?
Moeldoko mengaku bahwa penguatan sumber daya manusia TNI menjadi prioritas kerjanya. Bagi Moeldoko, prajurit merupakan aset organisasi yang harus terus dikembangkan. Penguatan alutsista harus sejalan dengan perbaikan kultur prajurit.
Menurut Moeldoko, untuk memperbaiki kultur prajurit kuncinya ada di unsur pimpinan TNI. Untuk itu, ia menginstruksikan kepada seluruh unsur pimpinan agar menggunakan waktu kepemimpinannya untuk terus melakukan pembinaan mental sebagai fungsi komando. Begitu pula dengan pembinaan hukum.
"Sehingga semua itu akan memberikan penyadaran kepada prajurit. Situasi sekarang ini berjalan atas hukum. Tidak ada prajurit yang berjalan atas kemauannya sendiri. Hukum di atas segalanya. Jadi kalau ada prajurit yang sontoloyo seperti itu, harus ditindak dengan tegas," kata Moeldoko dalam wawancara dengan Kompas TV, Kompas.com, dan Harian Kompas di Mabes TNI, Rabu (4/9/2013).
Langkah lain, tambah Moeldoko, dengan melihat kehidupan prajurit di barak maupun proses pendidikan. Ia mengakui masih adanya dehumanisasi akibat dari keterbatasan anggaran. Untuk itu, lanjutnya, proses dehumanisasi itu harus dihilangkan.
"Contoh, kalau kita bicara sumur, dapur, dan tempat tidur. Tiga hal ini yang mendasar bagi seorang prajurit. Kalau dulu saya sekolah di luar negeri, kamar mandi hebat, ruang makan hebat, kasur hebat. Tapi kalau kita lihat di pendidikan prajurit kita, tiga hal itu menurut saya harus diambil langkah-langkah. Saya kira dengan kenaikan anggaran kita bertekad ada perubahan signifikan. Hal mendasar itu yang kita benahi sehingga prajurit betul-betul diposisikan pada posisi yang tepat. Martabat mereka sebagai manusia harus menjadi perhatikan, jangan diabaikan," tuturnya kemudian.
Mengenai gesekan dengan aparat Kepolisian, Moeldoko melihat hubungan TNI-Polri secara umum sudah sangat baik.
"Hanya ada situasi dan kondisi yang muncul dalam kurun waktu tertentu kemudian menimbulkan sesuatu sehingga oknum prajurit TNI bereaksi. Ini berkaitan dengan pembinaan komandan satuan," tandasnya. (Editor : Caroline Damanik)