Jumat, 30
Agustus 2013 22:57 WIB
TRIBUNNEWS.COM -
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., memberikan ceramah kepada 105
orang Perwira Siswa (Pasis) Pendidikan Reguler (Dikreg) XL Sekolah Staf dan
Komando (Sesko) TNI TA. 2013 tentang “Pembangunan Minimum Essential Forces
(MEF) dan Postur TNI”, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat
(30/8/2013).
Dari 105 Pasis
Sesko TNI terdiri dari Angkatan Darat 50 orang, Angkatan Laut 27 orang,
Angkatan Udara 23 orang dan 5 orang dari mancanegara yaitu India, Thailand,
Singapura, Australia dan Aljazair.
Sedangkan proses belajar mengajar dilaksanakan selama 9 bulan di Sesko
TNI Bandung Jawa Barat.
Dalam ceramahnya
Panglima TNI menyampaikan sekilas tentang alur pikir pembangunan postur TNI
(2010-2029) dan alur pikir pembangunan MEF TNI (2010-2024), mengingat pada
dasarnya implementasi pembangunan postur TNI hingga tahun 2024
dilaksanakan melalui pembangunan
kekuatan pokok minimum MEF TNI sesuai kebijakan pimpinan TNI. Guna mewujudkan
kepentingan nasional, maka diperlukan kebijakan nasional yang terpadu antara
kebijakan keamanan nasional, kebijakan ekonomi nasional dan kebijakan
kesejahteraan nasional. Kebijakan keamanan nasional merupakan kebulatan dari
kebijakan di bidang politik luar negeri, politik dalam negeri, serta pertahanan
dan keamanan negara. Dengan demikian, implementasi kebijakan pertahanan negara
merupakan bagian integral dan harus terintegrasi dengan kebijakan keamanan
nasional.
Panglima TNI
menyatakan upaya pembangunan postur TNI juga harus mencermati dinamika
perkembangan lingkungan strategis yang berlaku saat ini sebagai faktor yang
berpengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap kondisi
pertahanan dan keamanan negara. Dinamika perkembangan lingkungan strategis
global yang sedang berkembang saat ini diantaranya adalah, terorisme, HAM,
lingkungan hidup, demokratisasi, senjata pemusnah massal, krisis ekonomi dunia,
dan pembangunan kekuatan militer negara besar.
Adapun dinamika perkembangan lingkungan strategis regional antara lain
sengketa perbatasan negara, kejahatan lintas negara (perompakan, narkoba,
perdagangan manusia, imigran gelap, perdagangan senjata illegal, illegal
logging, illegal fishing), pelanggaran wilayah dan jaminan keamanan jalur
perhubungan laut internasional, serta sengketa laut Cina Selatan.
Sementara itu,
dinamika perkembangan lingkungan strategis nasional saat ini, antara lain:
gerakan separatis bersenjata, konflik komunal, aksi teroris serta pelaksanaan
pemilihan umum 2014. Kemungkinan
kontinjensi yang terjadi adalah: gerakan separatis bersenjata, terorisme,
keamanan wilayah perbatasan, konflik komunal, kejahatan lintas negara dan
bencana alam.
Hadir pada acara
tersebut Kasum TNI Marsdya TNI Boy Syahril Qamar, Irjen TNI Letjen TNI Geerhan
Lantara, Komandan Sesko (Dansesko) TNI Marsdya TNI Ismono Wijayanto, Para
Asisten Panglima TNI, segenap Kabalakpus TNI dan Kapuspen TNI Laksda TNI
Iskandar Sitompul, S.E. (Editor: Widiyabuana Andarias)