Jumat, 30
Agustus 2013, 06:57 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,
BANDUNG -- Kenaikan nilai tukar dolar terhadap rupiah sampai saat ini belum
mempengaruhi program latihan prajurit TNI-AD yang menggunakan alusista produk
luar negeri.
Kalaupun
pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar berkepanjangan, TNI-AD akan
melakukan kangkah-langkah penyesuaian.
"Sampai
saat ini belum ada pengaruhnya. Program latihan tetap berjalan seperti biasa.
Kami yakin pemerintah akan menempuh kebijakan yang berdampak positif terhadap
penguatan rupiah," kata Komandan Kodiklat TNI- AD, Letjen TNI Lodewijk F
Paulus kepada para wartawan, Kamis (29/8).
Menurut
Lodewijk, program latihan dengan penggunaan persenjataan yang dijalankan di
lingkungan TNI-AD selama 2013 merupakan hasil kontrak setahun sebelumnya.
Dalam kontrak
tersebut asumsi dolar terhaap rupiah di kisaran angka Rp 9.000. Jadi, kata dia,
program- program latihan yang melibatkan persenjataan baik ringan maupun berat
yang dibeli dengan dolar tidak ada pengaruhnya.
"Baru akan
terasa kalau berlanjut sampai 2014. Tapi saya yakin Bapak Presiden akan
melakukan langkag- langkah tepat untuk mengatasi masalah nilai tukar rupiah
ini," ujar dia.
Kodiklat
merupakan lembaga latihan, doktrin, dan pendidikan TNI- AD. Kodiklat membawahi
20 pusat pendidikan, empat di antaranya yaitu Pusdik Infanteri, Kavaleri,
Alteleri, dan Zeni bersentuhan langsung dengan alusista yang diproduksi di
mancanegara.
Dengan demikian,
pengadaan alusista baik ringan maupun berat harus menggunakan mata uang dolar.
"Ada sejumlah persenjataan yang didatangkan dari luar negeri," kata
dia usai sertijab Wadan Kodiklat serta dua direktur di lingkungan Kodiklat.
Wadan Kodiklat
diserahterimakan dati Mayjen TNI Mulyono kepada Brigjen TNI Dodi Usodo Hargo.
Sedangkan Direktur Pendidikan diserahterimakan dari Brigjen TNI Komaruddin
Simanjuntak kepada Kol Inf Gede Kusuma
Arta, sedangkan Direktur Latihan dati Brigjen TNI Prihadi Agus kepada
Brigjen TNI Tatang Adi Cahyono. Serahterima jabatan tersebut berlangsung di
Sula Kodiklat Jl Aceh Bandung.