Jakarta, Pelita, Panglima TNI Jenderal
TNI Moeldoko menegaskan kepada seluruh Prajurit TNI untuk meningkatkan kemanunggalan antara TNI dan rakyat. Hal itu dilakukan dalam rangka pembangunan Sistem Pertahanan
Rakyat Semesta (Sishanta) yang ada di dalam doktrin pertahanan.
"Sishanta dapat terbangun apabila terjadi kemanunggalan
TNI dengan rakyat. Bersama rakyat TNI akan kuat. Hal ini adalah pemikiran strategis jangka panjang dan harus dilakukan,"
tegas Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko saat menerima Laporan Korps Kenaikan Pangkat Tujuh Perwira Tinggi (Pati)
TNI, terdiri dari empat Pati TNI AngkatanDarat, dan tiga Pati TNI Angkatan Laut, bertempat di Ruang Hening Mabes TNI
Cilangkap, Jakarta,
Senin (9/9).
Pada kesempatan tersebut,
Jenderal TNI Moeldoko juga menekankan pentingnya satu satuan komando yang
merupakan 1 azas yang harus dilakukan bersama.
Sementara terkait dengan kenaikan pangkat tujuh Pati TNI,
keputusan tersebut berdasarkan Surat Perintah Panglima TNI Nomor: Sprin/2076/ IX/2013 tanggal 4 September 2013 tentang kenaikan pangkat kedalam golongan Pati TNI.
Adapun Pati TNI
Angkatan Darat yang naik pangkat adalah Mayjen TNI Dodi Usodo Hargo S.SIP
(Wadan Kodiklat TNI AD), Brigjen TNI Mulyanto (Danpussen kav Kodiklat TNI
AD), Brigjen TNI Mohamad Sabrar Fadhilah (Danrem 072/Pmk Kodam IV/Dip), Brigjen TNI Gede Kusuma Arta (Dirdik Kodiklat TNI
AD). Sedangkan dari TNI Angkatan Laut, yaitu: Laksda TNI Widodo, SE
(Dankobangdikal), Laksda TNI Sugeng Darmawan, SE (Tenaga Ahli Pengkaji Bid.
Wasantara Lemhannas), Brigjen TNI (Mar) Guntur Irianto Ciptolelono (Wadan Paspampres).
Panglima TNI
mengatakan, yang harus dipahami bahwa kenaikan pangkat bukan hadiah tetapi kenaikan pangkat adalah prestasi, sehingga ada sejumlah tuntutan dimana semakin tinggi pangkat dan jabatan dibutuhkan loyaliti, kesetiaan seseorang kepada organisasi dan Negara sehingga semakin keatas semakin menonjol nilai dan derajatnya.
Jenderal TNI Moeldoko juga menyampaikan bahwa kesetiaan kepada organisasi tentunya akan diwujudkan tidak saja menyenangi dan mengagumi pilihan karir yang
dipilih, akan tetapi dengan bentuk pengabdian yang utuh. Tidak ada lagi seorang perwira tinggi mendapatkan jabatan apapun namanya tidak bergairah. Bentuk pengadian seorang perwira tinggi menjadi atensi dan harapan bagi bawahan,
sehingga kehadirannya harus dapat memberiharapan baru bagi organisasi.