Sabtu, 31
Agustus 2013 | 01:01 WIB
INILAH.COM,
Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik dan mengambil sumpah
Jenderal Moeldoko sebagai Panglima TNI, Jumat (30/8/2013). Komando TNI kini
berada di pundaknya.
Jenderal bintang
empat ini menggantikan Laksamana Agus Suhartono. Sebelumnya, Moeldoko menjadi
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) baru enam bulan. Dia menggantikan Jenderal
Pramono Edhie Wibowo yang memasuki masa pensiun.
Lulusan terbaik
Akademi Militer 1981 itu menjadi satu-satunya calon yang diajukan Presiden SBY
dan lulus menjalani uji kepatutan dan kelayakan di DPR. Komisi I DPR bersepakat
menyetujui Jenderal Moeldoko menjadi Panglima TNI untuk periode selanjutnya.
Keputusan ini diambil oleh Komisi I DPR setelah mendengarkan pemaparan tentang
visi misi Jenderal Moeldoko dalam uji kepatutan dan kelayakan sebagai Panglima
TNI.
Sembilan Fraksi
di Komisi I, semua fraksi memberikan persetujuan terhadap calon Panglima TNI
yang diajukan SBY, yakni Jenderal TNI Moeldoko untuk jadi Panglima TNI periode
berikutnya.
"Saya siap
menjadi Panglima untuk memimpin TNI," ujar Moeldoko, saat pemaparan visi
dan misi di Gedung DPR, Jakarta, baru-baru ini. "Sikap saya sangat jelas,
tegas, dan tidak kenal kompromi dalam menjaga NKRI,” tandas pria kelahiran
Kediri, Juli 1957 itu.
Ketegasan
Moeldoko inilah yang membuat anggota DPR sepakat menyetujui jenderal yang
melaporkan memiliki kekayaan senilai Rp36 miliar kepada Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) untuk diangkat menjadi Panglima TNI.
Sesaat setelah
dilantik dan resmi menjabat sebagai Panglima TNI, Jenderal Moeldoko mengatakan
akan membentuk pasukan khusus anti teror. Unit khusus ini penting bagi TNI
untuk turut memberantas aksi teror.
"Saya kira,
itu perlu, satu hal yang sedang saya pikirkan," kata Moeldoko. Hanya saja,
soal nama tim tersebut belum terpikirkan. Namun, akan khusus menangani soal
terorisme seperti Densus 88 Polri. Bahkan, mantan KSAD ini mengaku akan memadukan
Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut dan Angkatan Udara (AU) untuk masuk dalam
tim itu.
Jenderal yang
menikahi Koesni Harningsi dan dikaruniai dua anak, yakni Randy Bimantoro dan
Joanina Rachma itu selama kariernya pernah bertugas di beberapa satuan dengan
jabatan yang cukup strategis. Seperti Wadan Yonif 202/Tajimalela, Danyonif
201/Jaya Yudha, Dandim 0501 BS/Jakarta Pusat, Sespri Wakasad, Pabandya-3 Ops
PB-IV/Sopsad.
Juga Komandan
Brigif-1 Pengamanan Ibu Kota, Asisten Operasi Kepala Staf Kodam VI/TPR,
Dirbindiklat Pussenif, Danrindam VI/TPR, Danrem 141/TP Dam VII/WRB, Pa Ahli
Kasad Bidang Ekonomi dan Dirdok Kodiklat TNI AD.
Pria yang piawai
menyanyikan tembang-tembang lawas ini juga pernah menjabat Kasdam Jaya tahun
2009, Pangdivif 1/Kostrad 2010, Pangdam XII/Tanjungpura 2010, Pangdam
III/Siliwangi tahun 2010, Wagub Lemhanas 2011, Wakasad tahun 2013, dan Kasad
tahun 2013.
Moeldoko pernah
mengikuti Operasi Seroja Timor-Timor tahun 1984 , Konga Garuda XI/A tahun 1995.
Ia juga pernah mendapat penugasan di Singapura, Jepang, Irak-Kuwait, Amerika
Serikat, dan Canada.
Tanda Kehormatan
Negara yang pernah diraih Moeldoko berupa Satya Lencana Kesetiaan VIII, XVI dan
XXIV, Satya Lencana Seroja, Tanda Jasa dari PBB, Satya Lencana Santi Dharma,
Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, Bintang Yudha Dharma Nararya, dan Bintang
Kartika Eka Paksi Utama.
Tak hanya
memiliki karir cemerlang di kemiliteran, Moeldoko juga rajin menimba ilmu di
perguruan tinggi. Sang jenderal ini juga telah berhasil meraih gelar Doktor
(S-3) jurusan Administrasi Negara dari Universitas Indonesia. [mdr]