Jumat,
30/08/2013 - 11:27
JAKARTA,
(PRLM).- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara bersamaan melantik
Jendral TNI Moeldoko sebagai Panglima TNI, dan Letjen TNI Budiman sebagai
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) di Istana Negara, Jakarta, Jumat
(30/8/2013).
Moeldoko
dilantik berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 50/TNI/Tahun 2013, menggantikan
Laksamana Agus Suhartono yang memasuki masa pensiun. Sementara, Letjen TNI
Budiman yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Jendral Kementerian
Pertahanan menempati posisi yang ditinggalkan Moeldoko.
Kepada wartawan,
Moeldoko memaparkan tiga langkah pertama yang akan dilakukan mengawali tugasnya
sebagai Panglima TNI. Pertama, konsolidasi organisasi untuk memperkuat sumber
daya manusia. “Prajurit-prajurit TNI harus profesional. Di sisi lain harus
militan. Jangan alutistanya bagus, prajuritnya memble,” ujarnya.
Kedua, ia akan
terus melanjutkan modernisasi alutsista dan menjaga netralitas TNI dalam
pemilihan umum yang akan berlangsung tahun depan. “Ini yang harus kerja keras,
kami juga harus dapat berkontribusi dalam pemilihan umum nanti agar tidak ada
hambatan apapun dari sisi logistik kami siap untuk membantu,” katanya.
Pelantikan kedua
pejabat tinggi TNI ini dihadiri oleh Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono, Wakil
Presiden Boediono dan Ibu Herawati Boediono, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua DPD
Irman Gusman, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Sekretaris
Kabinet (Seskab) Dipo Alam, dan para menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB)
II.
Jendral TNI
Moeldoko dilantik sebagai KSAD pada 22 Mei 2013, atau tiga bulan sebelum
dipilih Presiden sebagai Panglima TNI. Sembilan fraksi di Komisi I DPR
menyetujui pencalonan Moeldoko saat uji kelayakan dan kepatutan pada Rabu 21
Agustus 2013 yang memastikan jenderal ini menapak karier di jenjang paling atas
militer Indonesia.
Moeldoko, lahir
di Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957, lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil)
1981. Lepas dari pendidikan, Moeldoko menjabat Wadan Yonif 202/Tajimalela,
Danyonif 201/Jaya Yudha, Dandim 0501 BS/Jakarta Pusat, Sespri Wakasad, dan
Pabandya-3 Ops PB-IV/Sopsad.
Karier Moeldoko
makin bersinar saat menjabat sebagai Panglima Divisi I Kostrad, dan kemudian
sebagai Pangdam Kodam Tanjungpura, yang membawahi dua wilayah yaitu Provinsi
Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Wilayah ini sangat strategis karena
berhadapan langsung dengan perbatasan negara tetangga Malaysia.
Moeldoko
merupakan peraih pedang Adhi Makayasa sebagai taruna Akademi Militer terbaik
saat diwisuda pada 1981. Dia banyak menghabiskan karir militernya di lingkungan
Komando Cadangan Strategis TNI AD, dan posisi terakhir dia sebelum ini adalah
wakil kepala staf TNI AD. Pada 2010, ia memimpin Kodam Siliwangi menggantikan
Pramono Edhie Wibowo yang diangkat menjadi Pangkostrad.
Tahun 2011,
Moeldoko menjabat Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional. Dia membantu
mengembangkan dan mengajarkan wawasan Pancasila ke seluruh lembaga pendidikan.
Letnan Jenderal ini kemudian menjadi Wakil KSAD dan kini posisinya naik lagi
menggantikan KSAD Pramono Edhie.
Suami Koesni
Harningsih ini juga dikenal tegas dalam memimpin pasukannya dengan
memerintahkan bawahannya patuh terhadap hukum. Misalnya dengan tidak melakukan
pelanggaran kecil seperti melanggar peraturan lalu-lintas, tidak arogan di
jalan raya, tidak melakukan disersi serta menghindari narkoba.
Mensesneg Sudi
Silalahi mengatakan, Letjen TNI Budiman dipilih menjadi KSAD yang baru,
berdasarkan usulan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono. Agus mengusulkan tiga
nama dan Presiden SBY memilih Letjen Budiman, yang menjabat Sekjen Kementerian
Pertahanan (Kemhan), menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yang baru,
menggantikan Jenderal TNI Moeldoko.
Letjen Budiman
pernah menjabat Komandan Batalyon hingga berlanjut menjabat Pangdam IV
Diponegoro, Sekretaris Militer Presiden SBY, Komandan Kodiklat, hingga Wakil
KSAD. Dia baru dilantik sebagai Wakil KSAD pada Maret 2011. Kemudian setelah
itu dia dipercaya sebagai Sekjen Kemhan. (A-156/A-89)