Kamis, 19 September 2013 | 12:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Imparsial, Poengky Indarti, menentang keras pembelian alat sadap baru oleh Kementerian Pertahanan. Alasannya, peralatan intelijen seperti itu rawan disalahgunakan, terutama pada saat Pemilihan Umum 2014. "Ada dugaan, ini untuk kepentingan Pemilu 2014," kata Poengky saat dihubungi Tempo, Kamis, 19 September 2013.
Kementerian Pertahanan tahun ini rencananya akan memiliki seperangkat alat sadap intelijen dari pabrikan Gamma TSE Ltd. Kementerian memesan peralatan intelijen ini sejak tahun lalu dan akan diterima akhir tahun ini. Alat senilai Rp 70 miliar ini akan digunakan Badan Intelijen Strategis yang berada di bawah TNI.
Poengky mengaku waswas alat sadap ini akan digunakan untuk keuntungan partai pemerintahan saat ini, Partai Demokrat. Dia beralasan, saat ini Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko adalah orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Umum Partai Demokrat.
Netralitas TNI dalam Pemilu, dia melanjutkan, masih diragukan. Meski pimpinan TNI sering berjanji netral, tidak ada pihak yang bisa menjamin dan memonitor pergerakan intelijen TNI. Poengky lebih setuju jika peralatan intelijen baru milik TNI digunakan untuk mendukung pertahanan negara dari gangguan luar negeri. "Bagaimana pun juga masyarakat punya pengalaman buruk soal intelijen, pemerintah harus bijak," ujarnya. (INDRA WIJAYA)