WAKIL Ketua Umum Golkar Agung Laksono sudah menyiapkan tiga to¬koh yang akan diajukan untuk cawa¬pres Golkar. Ketiga tokoh itu adalah Panglima TNI Jenderal Moeldoko, anggota Wantimpres Ginandjar Kartasasmita dan bekas ketua Mahka¬mah Konstitusi (MK) Mahfud MD.
"Saya pikir, tokoh-tokoh sekaliber Moeldoko, Ginandjar, dan Mahfud cocok dan pantas untuk dicalonkan jadi wakil presiden mendampingi Ical. Pada saatnya nanti, saya selaku Ketum Kosgoro 1957 akan ajukan nama-nama itu ke Ical, karena dialah yang akan menentukan pilihan," kata Agung di Jakarta, kemarin.
Kendati begitu, Agung berharap, cawapres Golkar tidak usah buru-buru ditetapkan dalam Rapimnas Golkar, Oktober mendatang. Bagi dia, waktu yang tepat untuk mene¬tapkan cawapres setelah pileg 2014, sambil melihat hasil pilegnya nanti seperti apa.
"Rapimnas Golkar cukup mene¬tapkan kriteria cawapres saja, pene¬tapan resminya nanti setelah pileg. Soal kriterianya apa, cawapresnya Ical harus berasal dari luar Golkar dan tokohnya mesti orang Jawa. Ini penting, untuk mendongkrak elektabilitas Ical," katanya.
Ditanya soal lesunya dukungan ka¬der terhadap pencapresan Ical, Agung minta seluruh kader Golkar se-Indonesia tetap optimis dan bersemangat tinggi mendorong mesin politik Gol¬kar agar fokus memenangkan pen¬capresan Ical.
"Ormas Kosgoro yang saya pim¬pin tetap mendukung Ical yang diu¬sung Golkar sebagai capres. Jago kami hanya satu, yakni Ical, bukan yang lain," tegas Agung.
Ditanya soal wacana mengubah Rapimnas Golkar menjadi Munaslub untuk menganulir pencapresan Ical dan mengganti Ketum Golkar, Agung minta kepada semua pihak menghentikan wacana itu, karena bisa mengganggu konsentrasi Golkar menghadapi pileg dan pilpres 2014.
"Saya minta wacana itu dihenti¬kan, jangan sampai kekompakan Golkar goyah gara-gara wacana ini," pintanya.
Sejalan dengan itu, Agung menya¬rankan DPP Partai Golkar merangkul para senior Golkar, baik yang ada di pusat maupun di daerah. Agung juga meminta, Ical tidak perlu resah dengan munculnya wacana Munaslub ini, karena ia yakin tidak bakalan laku.
"Percayalah, munaslub itu bukan karakter Golkar. Sepanjang sejarah, Golkar hanya sekali menggelar mu¬naslub, yakni 1998, itupun karena tuntutan reformasi. Jadi kalau ada kader yang rasa-rasanya mau menggelar munaslub,' Ical tak gusar dan galau, karena tak ada alasannya," ujarnya.
Ketua DPP Partai Golkar Firman Subagyo juga memastikan, tidak ada evaluasi pencalonan Ical sebagai presiden pada Rapimnas Oktober.
"Setiap Rapimnas hukumnya wa¬jib untuk diamankan, dan dijalankan. Tidak ada agenda evaluasi Ical dalam Rapimnas IV DPP Golkar Ok¬tober nanti," kata Firman di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Mengenai evaluasi pencalonan Ical yang muncul dari organisasi sayap partai, Firman menjelaskan setiap organisasi memiliki AD/ART ter¬sendiri. Ia pun tidak mempermaslahkan bila ada organisasi sayap partai akan melakukan evaluasi terhadap Ical. DPP Partai Golkar tidak akan mengintervensi organisasi tersebut.
"Jadi sah-sah saja, tergantung AD/ ART-nya masing-masing. Itu kon¬stitusi organisasiyang nggak boleh dilanggar oleh siapapun," katanya.
Menurut Firman, munculnya wa¬cana itu merupakan kritik membang¬un bagi Golkar. Namun, Wakil Ketua Komisi IV DPR itu menegaskan bah¬wa pencalonan Ical sudah ditempuh melalui Rapimnas partai. (hps), Sumber Koran: Rakyat Merdeka (04 September 2013/Rabu, Hal. 12)