Selasa, 3 September 2013 | 20:51 WIB
KEFAMENANU, KOMPAS.com - Sapi milik warga perbatasan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur dan Distrik Oekusi, Timor Leste, banyak yang hilang. Hal itu salah satunya akibat dari minimnya pos penjagaan di sepanjang garis perbatasan.
Hal tersebut disampaikan Komandan Kodim 1618 TTU Letnan Kolonel Arm Eusebio Hornai Rebelo saat berdialog dengan puluhan pengurus dan anggota Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kefamenanu, di aula Markas Kodim, Selasa (3/9/2013).
“Banyak warga yang datang mengeluh ke saya bahwa sapi-sapi mereka diambil oleh orang Timor Leste. Kasihan masyarakat kita yang sudah pelihara sapinya bertahun-tahun, namun ketika hendak dijual ternyata sudah hilang di perbatasan,” jelas Rebelo.
Terkait dengan itu, menurut Rebelo, pemerintah pusat sudah mengalokasikan dana pembangunan pos Satgas Pamtas satu unit di perbatasan tepatnya di Desa Banain C, Kecamatan Bikomi Utara, yang fungsinya untuk mengawasi ternak warga .
“Sebentar lagi saya mau ketemu tokoh adat dan tokoh masyarakat untuk membicarakan rencana pembangunan pos, untuk mengawasi ternak warga. Kalau ini dibiarkan terus akan menimbulkan kerugian bagi masyarakat,” jelas Rebelo. (Editor : Farid Assifa)