Senin, 02 September 2013 | 21:50 WIB
Metrotvnews.com, Jakarta: Maraknya kasus penembakan terhadap warga sipil dan aparat di wilayah Puncak Jaya, Papua, diduga dilakukan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM). Pelaku penembakan mendapat ternak dan wanita yang banyak.
Kepala Kepolisian Resort Puncak Jaya Ajun Komisaris Besar Marselis S mengaku tidak mudah mengantisipasi keberadaan kelompok bersenjata itu. "Setelah tembak, (mereka) lari ke hutan. Siapa mau kejar ke sana? Kerja sama masyarakat masih kurang karena tahu ada saudaranya di sana (di hutan)," kata Marselis saat ditemui wartawan seusai apel Kasatwil di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Senin (2/9).
Selain itu, menurut Marselis, ada penghargaan istimewa kepada siapa saja yang dapat membunuh anggota TNI maupun Polri. "Mengangkat status sosialnya. Bahkan untuk usia belasan tahun yang bisa pegang senjata. Kalau mereka bisa curi senjata kami, dia bakal diangkat sebagai pemimpin. Tidak hanya itu. Dia juga bisa mendapat ternak dan wanita yang banyak," katanya.
Marselis mengatakan masalah transportasi dan komunikasi menjadi penghambat dalam memaksimalkan patroli dan pengamanan wilayah. "Diharapkan petugas diberikan alat transportasi paling tidak helikopter untuk patroli. Kedua, alat komunikasi. Hanya provider tertentu yang bisa digunakan. Itu juga di lokasi tertentu," kata Marselis.
Menurut Marselis, pihaknya dan TNI kerap melakukan patroli rutin di Tingginambut dan Mulia, Puncak Jaya. Namun, personel Polres Puncak Jaya hanya 230 orang dinilai belum memadai untuk patroli di 16 distrik Puncak Jaya.
"Ada 4 pos polisi dan 2 pleton Brimob. Cukup? Kami sudah berkali-kali mengajukan ke pusat. Sampai sekarang tidak pernah dapat," katanya.
Seperti diberitakan, seorang anggota TNI Pratu Adre Candrayansyah tewas ditembak kelompok bersenjata tak dikenal di Distrik Tingginambut, Puncak Jaya, Papua, Sabtu (31/8) pukul 14.15 WIT. Adre tertembak dalam kontak senjata antara Tim Khusus Satuan Tugas Bantuan Kemanusiaan (Satgasban) TNI dengan Organisasi Papua Merdeka. (Editor: Wisnu AS)