September
menjadi bulan yang penting bagi sang jenderal. Bukan saja karena merupakan
bulan kelahirannya, melainkan juga sebagai bulan mempersiapan diri menuju era
lengser keprabon. Antara lain, pada 2013 ini.,pria kelahiran Pacitan, Jawa
Timur, 9 September 1949, itu mempersiapkan acarakhusus mencari calon pemimpin
bangsa melalui 'audisi' yang diberi judul: konvensi calon presiden Partai
Demokrat.
Pada 20 Oktober
2014, era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan berakhir. Karena
dalam konstitusi telah dibatasi masa jabatan, hanya boleh hinggadua periode.Ia
telah dua kali menjadi presiden, melalui pemilihan presiden secara langsungpada
periode 2004-2009 dan 2009-2014.
Ya, seperti
September 2003, benar-benar menjadi titik konsentrasi Jenderal Purnawirawan
Yudhoyono. Saat itu sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, ia mulai
mempersiapkan diri menjadi calon presiden. Diawali dengan 'diam-diam' menjadi
bidan kelahiran Partai Demokrat, dua tahun sebelumnya.
Partai Demokrat
didirikan atas inisiatif SBY yang terilhami oleh kekalahannyapada pemilihan
calon wakil presiden dalam Sidang MPR 2001.Ia kalah dari Hamzah Haz karena
tidak memiliki partai. Hamzah dari PPP akhirnya menjadi wakil presiden,
mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri dari PDIP. Megawati menggantikan
Presiden Abdurrahman Wahid dari PKB 'yang dilengserkan' oleh MPR yang dipimpin
Amien Rais dari PAN.
Kelihaian SBY
dalam berpolitik untuk menjadi presiden, benar-benar mengganggu Presiden
Megawati.Sang suami presiden, Taufiq Kiemas, pun berang dengan gerakan
'intelijen' SBY sehingga mengeluarkan kalimat yang menyerang pada Maret
2004."Jenderal bintang empat seperti anak kecil."
Maksud Taufiq supaya
SBY meminta izin sebagai etika politik kepada Presiden Megawati jika memiliki
keinginan menjadi presiden periode 2004-2009. Pernyataan Taufiq malah menjadi
blunder dan SBY diuntungkan karena dianggap 'dizalimi'. Akhirnya.Yudhoyono
memang mundur sebagai Menko Polkam. Di situ, ia mendapatkan simpati publik
yang tecermin dari dukungan melalui survei yang perlahan-lahan mengungguli
popularitas Megawati.
Bahkan akhirnya,
melalui bendera Partai Demokrat, ia betul-betul menjadi presiden pilihan rakyat
mengungguli nama-nama yang tak kalah populer, seperti Megawati, Amien Rais,
Wiranto, dan Hamzah Haz. Saat itu, SBY didampingi wakil presiden Jusuf Kalla
dari Golkar.
Kini, seperti
cerita tahun-tahun persiapan menjadi presiden, ia pun mempersiapkan diri
menjelang lengser. Salah satunya, selain mempersiapkan kader melalui Partai
Demokrat, ia juga berkonsentrasi mempersiapkan kader di lembaga almamaternya,
ABRI, yang kini menjadi TNI dan Polri.
Caranya, sejak
2004, saat menjadi presiden, Yudhoyono mempersiapkan ajudan yang
mendampinginya selama satu periode kepresidenan. Selama lima tahun, 2004-2009, Kolonel
(Infanteri) Muhammad Munir, Kolonel Laut (Pelaut) Didit Herdiawan, Kolonel
(Penerbang) Bagus Puruhito, dan Komisaris Besar (Polisi) Putut Eko Bayu Seno,
menjadi ajudan Presiden SBY. Mereka disiapkan untuk memimpin lembaga TNI/Polri
10 tahun ke depan, yakni 2014. Kini, mereka dalam posisi jabatan persiapan.
Muhammad Munir,
lulusan Akademi, Militer/AD (Akmil) 1983, saat ini berpangkat letnan jenderal
dan mendudukijabatan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, sejak Mei 2013 lalu.
Sebelumnya sudah menduduki jabatan untuk bintang tiga, yakni Panglima
Kostrad.Juga pernah menjadi Panglima Kodam Siliwangi.Usia Munir menjelang
pergantian presiden 2014 adalah 55 tahun.
Sedangkan Didit
Herdiawan, lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) 1984.Kini, berpangkat laksamana
muda dan menjabat sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut sejak Juni
2012 lalu.Sebelumnya menjadi Panglima Komando Armada Barat dan Panglima
Komando Lintas Laut Militer. Menjelang pergantian presiden pada 2014, usia
Didit 53 tahun.
Begitu pula
dengan Bagus Puruhito.Lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1984 itu, kini
berpangkat marsekal muda.Bagus dalam posisi sebagai Asisten Operasi Kepala Staf
Angkatan Udara.Sebelumnya menjadi Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I dan
Komandan Komando Pendidikan Angkatan Udara. Saat pergantian kepemimpinan
nasional 2014, ia akan berusia 52 tahun.
Hal yang sama
juga dialami Putut Eko Bayu Seno. Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1984 itu,
saat ini berpangkat inspektur jenderal polisi.Putut kini sebagai Kepala
Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya.Sebelumnya, menjadi Kapolda Jawa Barat
dan Kapolda Banten.Saat pergantian kepemimpinan nasional 2014 mendatang,
usianya mencapai 53 tahun.