12 September 2013 | 11:20 wib, JAKARTA, suaramerdeka.com - Kepolisian Republlik Indonesia agar tidak terburu-buru menyimpulkan tentang pelaku penembakan terhadap Bripka Sukardi. Hal ini dikarenakan pelaku belum tentu dari kelompok teroris Islam garis keras. Demikian pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar di Jakarta, Kamis (12/9).
"Bisa saja pelaku kelompok lain. Seperti kelompok yang terganggu bisnisnya, lapaknya karena diambil polisi, atau kelompok narkoba atau lainnya," jelas Bambang.
Menurut dia, polisi harus memetakan lebih dulu terkait kelompok-kelompok yang memiliki dendam terhadap polisi. "Peristiwa itu memang teror tapi belum tentu kelompok islam garis kelas. Teror itu kan extra ordinary crime, maka harus jelas dulu pemetaannya," kata dia.
Bambang menyarankan agar kepolisian kembali menjalin kerjasama dengan Badan Intelejen Negara (BIN), Badan Intelejen Strategis (BAIS) TNI, untuk melakukan pengusutan kasus tersebut. "Kerjasama juga dengan intelijen lainnya untuk segera mengungkap kasus tersebut," tegasnya.
Dia juga mengusulkan agar aparat melakukan razia gabungan seperti razia Garnisun. "Lakukan razia tiga bulan sekali untuk memastikan keamanan di masyarakat,"tukasnya.