JAKARTA: Delapan belas negara menyatakan siap "menggulung" terorisme. Hal tersebut terkait keberadaan Indonesia yang akan menjadi tuan rumah latihan bersama dalam penanggulangan aktivitas yang mengancam pertahanan keamanan tersebut.
"Latihan bersama ini adalah yang pertama di dunia. Sebanyak 18 negara akan menjadi peserta," ujar pejabat Kementerian Pertahanan Brigjen Jan Pieter Ate, saat konferensi pers di Gedung Jenderal Urip Sumohardjo, Jakarta, Rabu (4/9). Menurut dia, persiapan sudah rampung. "Kami mantap menyelenggarakan latihan tersebut," katanya.
Latihan akan diadakan di kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC), Sentul, Bogor, pada 9-13 September. Latihan itu me¬rupakan bagian dari kerja-sama ASEAN Defence Ministers Meeting (ADMM Plus).
Negara-negara yang akan mengikuti latihan di antaranya "10 negara anggota ASEAN ditambah Amerika Serikat (AS), Rusia, China, Jepang, India, Korea Selatan (Korsel), Australia dan Selandia Baru. TNI sendiri diwakili oleh Kopassus, Denjaka dan Den Bravo.
Indonesia menjadi tuan rumah, karena saat ini menjabat sebagai ketua bersama ADMM Plus bidang penanggulangan terorisme. Indonesia berbagi jabatan itu dengan AS. Sebelumnya, ASEAN menegaskan komitmen untuk meningkatkan perdamaian dan keamanan kawasan serta kepentingan internal ASEAN sekaligus menyongsong tantangan komu¬nitas global.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro pada Pembukaan Pertemuan ke-5 Menteri Pertahanan ASEAN (ASEAN Defence Minister Meeting/ADMM) di Jakarta, baru-baru ini, mengatakan, menyongsong Komunitas ASEAN 2015, kerja sama pertahanan dan keamanan antarnegara ASEAN terus ditingkatkan termasuk dengan delapan negara mitra wicara dalam forum ADMM-Plus.
Purnomo mengemukakan, ASEAN tidak terlepas dari dinamika lingkungan strategis baik global maupun regional yang menghadirkan tantangan kompleks sekaligus menjanjikan berbagai peluang.
"Dewasa ini masyarakat internasional dihadapkan pada isu-isu keamanan baru yang berimplikasi terhadap stabilitas keamanan kawasan dan global, baik isu keamanan tradisional maupun nontradisional," tutur Purnomo.
Isu keamanan nontradisional antara lain terorisme, perompakan, imigran gelap, keamanan maritim, perubahan iklim, ketahanan pangan, energi, dan air, kelangkaan sumber daya alam, yang semuanya berimplikasi pada peningkatan peran sektor pertahanan di masa datang, katanya.
Tak hanya itu, konflik-konflik yang terjadi di sejumlah kawasan masih menjadi tantangan bagi terwujudnya dunia yang damai, aman, dan stabil. "Menyikapi beragam tantangan itu, maka ADMM selaku forum tertinggi di bidang pertahanan ASEAN dituntut un¬tuk meningkatkan kerja sama yang lebih konkret untuk mewujudkan komunitas politik keamanan ASEAN tiga tahun mendatang," kata Menhan Purnomo. Terkait itu, ADMM telah membangun kerja sama dengan delapan negara mitra wicara.
"Kerja sama itu merupakan Capaian spektakuler ASEAN dalam membangun artsitektur keamanan regional yang sehat dan dinamis. Dalam mengembangkan ADMM-Plus, sentralitas ASEAN harus tetap menjadi landasan kerja yang diwujudkan melalui peningkatan kinerja ADMM dalam merumuskan dan menentukan arah kerja sama dengan para mitra wicara," tuturnya.
Terkait itu, rangkaian pertemuan kelima ADMM diawali dengan pertemuan kelompok kerja pejabat tinggi kementerian pertahanan ASEAN (ADSOM) dengan delapan negara mitra wicara yang berhasil menyepakati enam kertas kerja yang terdiri dari satu payung "Expert Working Group" (EWG) dan lima area kerja sama EWG yang melibatkan mitra wicara.
"Kertas kerja itu akan menjadi panduan praktis kerja sama antarnegara ASEAN dan dengan delapan negara mitra wicara dalam menghadapi segala bentuk ancaman nontradisional," kata Menhan Purnomo.
ADMM-Plus terdiri atas 10 negara ASEAN dan delapan negara mitra wicara yakni Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. Purnomo menambahkan, beberapa kertas kerja yang akan disepakati dalam ADMM 2011 antara lain Program Tiga Tahun ADMM 2011-2013, Konsep Pembangunan Pusat Pasukan Penjaga Perdamaian ASEAN dan Kerja Sama Industri Pertahanan ASEAN. (Feber S/Ant/Kartoyo DS), Sumber Koran: Suara Karya (05 September 2013/Kamis, Hal. 04)