Senin, 09
September 2013 | 16:41 wib
SEMARANG,
suaramerdeka.com - Meski sampai saat ini proses perjanjian kerja sama (PKS)
antara TNI AD dengan PT Angkasa Pura I tak kunjung selesai, pengembangan
Bandara Ahmad Yani diprediksi akan mampu menampung jumlah penumpang, pesawat,
dan muatan kargo hingga 20-30 tahun ke depan.
Dalam masterplan
rencana pengembangan disebutkan, apron akan dibangun dua tahap. Tahap pertama
seluas 61.344 meter persegi dapat menampung Boeing 767 dua buah dan Boeing 737
delapan buah. Pembangunan pada tahap dua seluas 72.522 meter persegi dapat
menampung pesawat Boeing 767 dua buah dan Boeing 737 sepuluh buah.
Sedang terminal
baru akan dibangun seluas 40.900 meter persegi dengan kapasitas empat juta
penumpang per tahun. Saat ini detail enginaring design (DED) proyek telah
mencapai 90%.
"Saat ini
luas apron eksisting 29.032 meter persegi dan hanya bisa menampung enam pesawat
berbadan sedang, dan dua pesawat baling-baling. Luas terminal penumpang 6.708
meter persegi. Sedang luas terminal eksisting 6.108 meter persegi dengan
kapasitas hanya 900.000 penumpang per tahun," kata General Affair and
Communication Section Head PT Angkasa Pura I Bandara Ahmad Yani, Anom
Fitranggono.
Rincian anggaran
pekerjaan untuk paket satu meliputi pekerjaan pengurugan tanah dan pembuatan
jalan akses senilai Rp 272.813.067.363. Pekerjaan terminal dan fasilitas
penunjang masuk pada paket dua, dengan estimasi anggaran Rp 605.623.579.008.
Pekerjaan
bangunan lain, fasilitas penunjang dan lansekap masuk pada paket tiga dengan
pagu anggaran Rp 98.563.353.629. Sementara pagu untuk paket empat yang meliputi
pembuatan apron dan taxiway sebesar Rp 120,5 miliar.
"Total
nilai investasi yang dibutuhkan Rp 1,14 triliun yang berasal dari Angkasa Pura
dan pinjaman bank," paparnya.