Senin, 02
September 2013 | 07:01
Jayapura - Tentara
Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) yang merupakan Organisasi Papua
Merdeka (OPM) pimpinan Jenderal Goliat Tabuni bertanggungjawab atas
tertembaknya anggota TNI di Distrik Tinggineri, Puncak Jaya, Sabtu (31/8)
sekitar pukul 14.00 WIT.
Goliat Tabumi
memprediksi ada 3 anggota TNI yang tertembak saat itu. "Kami tidak akan
mundur untuk tanah kami," ujarnya.
"OPM adalah
organisasi resmi dan kami terus akan berjuang apapun risikonya. Indonesia
lakukan saja penyerahan kekuasaan, karena kami sudah merdeka,"tegasnya.
Kepala
Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel (Inf) Lismer Lumban Siantar
mengatakan, seorang anggota Satgas Yonif 753, Pratu Andre Chandrayansyah tewas
ditembak kelompok sipil bersenjata (KSB).
Pratus Andre
tewas setelah terkena tembakan dibagian perut. Saat tertembak, ia sempat
dilarikan ke RSUD Mulia di ibu kota Kabupaten Puncak Jaya untuk mendapatkan
pertolongan medis. Namun sekitar pukul 22.00 WIT, Pratu Andre meninggal.
Kejadian itu
berawal saat anggota Satgas Yonif 753 melakukan pengamanan rutin pada jalur
logistic di Distrik Tinggi Nambut.
"Tiba-tiba
anggota Satgas 753 ditembak dari arah belakang oleh kelompok sipil bersenjata.
Saat itu langsung terjadi kontak senjata dengan kelompok sipil bersenjata
hingga salah satu anggota, Pratu Andre tertembak dibagian perut,” kata Kolonel
Lismer.
Setelah kontak
senjata, akhirnya kelompok sipil bersenjata melarikan diri. "Senjata milik
pratu Andre berhasil diamankan rekan-rekannya," kata Lismer.
Jenasah pratu
Andre sudah diterbangkan ke Jakarta dengan maskapai penerbangan Garuda, Minggu
(1/9). Selanjutnya ke kampung halamannya di Palembang untuk dimakamkan.
Walau anggota
TNI tertembak, namun menurut Kolonel Lismer tidak ada penambahan pasukan.
"Tidak ada Penambahan Personil, semua seperti biasa sesuai dengan SOP dari
Pimpinan Kodam yakni, setiap anggota TNI berada didaerah tersebut dilengkapi
senjata mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan," tambahnya. (Penulis:
154/FER & Sumber:Suara Pembaruan)