Rabu, 4 September 2013 | 15:09 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengimbau semua pihak untuk tidak lagi menarik anggotanya ke ranah politik praktis. Pasalnya, dalam ranah politik, terutama dalam perhelatan pemilihan umum, TNI harus bersikap netral.
"Saya menganjurkan, jangan lagi menarik-narik anggota TNI ke ranah politik praktis, yang menjadikan TNI tidak netral," ujar Moeldoko seusai upacara serah terima jabatan (sertijab) di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu (4/9/2013).
Ia juga mengulang imbauan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pidato kenegaraan 16 Agustus lalu. Presiden berpesan agar TNI dan semua pihak bergandengan tangan menyukseskan Pemilu 2014. Dengan demikian, suksesi kepemimpinan dapat berlangsung secara demokratis dan damai.
"TNI dan semua elemen bangsa harus menjamin Pemilu 2014 dapat berlangsung secara lancar, tertib, bebas, adil, dan damai karena pemilu adalah masa depan keberlanjutan pembangunan," tuturnya.
Moeldoko juga mengatakan, TNI bertanggung jawab untuk melatih prajuritnya menjadi tentara yang profesional, militan, dan rendah hati. Sifat rendah hati dalam tubuh prajurit TNI, lanjutnya, akan menghasilkan kemanunggalan yang kuat agar TNI siap mengemban tugas dalam mengabdi kepada negara.
"Profesional dan militan menjadikan kita hebat, sedangkan sinergitas dari ketiganya (profesional, militan, dan rendah hati) itu akan mewujudkan TNI yang tangguh," tambahnya kemudian. (Editor : Caroline Damanik)