Jumat, 13 September 2013

Kerusuhan Puger, Peralatan Tempur TNI Siaga

Kamis, 12 September 2013 | 13:50 WIB, INILAH.COM, Jember - Panglima Daerah Militer V Brawijaya Mayor Jenderal Ediwan Prabowo menyatakan pihaknya menempatkan pasukan di Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur, hingga situasi aman.

"Kami menempatkan 7-8 SSK (Satuan Setingkat Kompi) dari satuan terdekat, Kostrad Batalyon infantri 515, 527, 512, dan juga satuan dari Kodim Jember," kata Ediwan, Puger, Jember, Kamis (12/9/2013) siang.

"Saya juga masih punya cadangan dengan peralatan tempur stand by di homebase markas satuan-satuan," kata Ediwan.

Selain melakukan upaya pengerahan pasukan, menurut Ediwan, TNI ikut mendukung pendekatan dan komunikasi antara dua pihak yang berkonflik di Puger.

Dua pihak itu adalah Ustaz Fauzi, salah satu tokoh di Puger dan Habib Ali Al Habsyi, pengasuh Pondok Pesantren Darus Sholihin. Kelompok Ustaz Fauzi menentang perayaan karnaval peringatan HUT Kemerdekaan yang digelar pondok pesantren itu, Rabu (11/9/2013).

Bentrokan sempat terjadi antara kelompok warga dan santri Darus Sholihin dengan aparat kepolisian yang melarang karnaval. Polisi dan pemerintah kecamatan memutuskan agar karnaval dilangsungkan di lingkungan pondok saja, dan bukannya berkeliling Desa Puger Kulon.

Karnaval akhirnya tetap digelar. Namun saat karnaval berlangsung, massa yang menolak karnaval menyerang pondok yang sedang sepi. Masjid dan sejumlah fasilitas di pondok dihancurkan. Sebanyak 41 sepeda motor dirusak, tiga di antaranya dibakar.

Suasana makin panas karena keponakan Ustadz Fauzi, Eko Mardi Santoso, tewas terbunuh saat petang. Ia mengalami luka bacok di kepala dan wajah.

Ediwan bersyukur pendukung Ustaz Fauzi mau bersabar menerima musibah kematian Eko dan menyerahkan semua penyelesaian secara hukum ke aparat kepolisian. "Saya juga bersyukur dari kelompok Habib Ali berupaya tidak menambah keruh suasana," kata Ediwan.

TNI mendorong bupati dan jajaran pemerintah daerah, tokoh agama, dan tokoh masyarakat mengambil langkah untuk mendamaikan pihak yang bersengketa. "Kami akan kawal proses perdamaian. Satu minggu, satu bulan pun kami akan kawal," kata Ediwan.