Senin, 09 September 2013

Kapten CHB Sutisna, Selalu Berupaya Mendekatkan TNI AD dengan Rakyat



SEORANG prajurit TNI sejati bukanlah yang mengesankan wajah garang di mata masyarakat.Namun, bagaimana kehadiran prajurit TNj dapat dicintai, disegani, dan bahkan dibutuhkan ketika mereka berada di tengah-tengah masyarakat.

Hal itulah yang selalu diupay­akan Perwira Pertama TNI Ang­katan Darat yang kini menjabat sebagai Danramil 16/Pasarkemis, Kodim 0506/Tangerang, Ko­rem 052/Wijayakrama.Pihaknya berupaya melaksanakan perintah dari pihak Komando Atas agar bagaimana program-program TNI saat ini mampu dirasakan secara langsung oleh masyarakat.

Kapten CHB Sutisna, Pama kelahiran Karawang 19 Okto­ber 1972 lulusan Secapa Reghub Tahun 2002 ini, berupa­ya memenuhi hal tersebut den­gan melaksanakan program-program yang langsung bersentuhan dengan rakyat, sehingga TNI sela­lu dekat dengan rakyat.

Untuk memenuhi tujuan itu, Pria yang kesehariannya murah senyum ini selalu menjalin ke­bersamaan dengan masyarakat. Beberapa diantaranya melak­sanakan Bakti Sosial, Karya Bakti, maupun Komunikasi So­sial dengan aparat pemerintah­an daerah terkait, dan bahkan pelajar.

Bahkan, belum lama ini, tiga bersaudara dari pasangan al­marhum H Karsom dan H Anizah ini membangun sebuah re­lief yang dinamai "Relief Terito­rial".Relief yang dibangun atas inisiaiitif dan gagasannya send­iri mengisahkan bagaimana Ke­manunggalan antara TNI den­gan rakyat dapat terjalin. Selain itu, relief yang dibangun dari ko­ceknya sendiri bertujuan agar anggota TNI AD, khususnya anggota Koramil yang melint­as dapat selalu mengingat tugas mereka selain melaksanakah Operasi Militer Perang (OMP) dalam menjaga kedaulatan dan keu­tuhan Negara Kesatuan Repub­lik Indonesia, juga berkewajiban melaksanakan tugas Operasi Mi­liter Selain Perang (OMSP), yakni bagaimana mendekatkan diri kepada rakyat melalui program-program yang sudah ditentukan.

Baginya, selain dukungan dari orang tua dan keluarga, do­rongan-dorongan seorang senior dan pimpinan juga selalu menjadi amunisi baginya dalam melak­sanakan tugas pokok TNI AD, dan menjalin kedekatan agar di­cintai oleh masyarakat."Senior-senior dan pimpinan pasti memberikan hal yang terbaik bagi kita, termasuk dukungan masyarakat," kata Sutisna saat ber­bincang-bincang dengan Harian Pelita, di Jakarta, baru-baru ini.

Sutisna sendiri merupakan ang­gota TNI AD yang bukanberasal dari keluarga militer.Orang tuanya sendiri merupak­an seorang petani. Hanya saja, cita-cita dan tekadnya yang bu­lat ingin menjadi seorang tentara, dikabulkan oleh sang Pencipta.

Bagi mantan Dantonkom Yonif 203/Arya Kemuning, perintah dari pimpinan atau Komando Atas merupakan sebuah seman­gat untuk dapat melaksanakan­nya dengan baik.'Itu selalu men­jadi motivasi saya.Bahkan ka­lau bisa saya dapat lebih bagus dalam melaksanakan tugas kedepannya," tuturnya.

Sutisna sebelum menjabat se­bagai Danramil 16/Pasarkemis, beliau merupakan Pama TNI AD yang pertama kali memimpin Koramil 21/Panongan, yang merupakan Koramil termuda di jajaran Kodim 0506/Tangerang, Korem 052/Wijayakrama.

Sebagai Danramil, pihaknya selalu berupaya menciptakan hubungan yang harmonis antara pimpinan dan bawahan, tanpa adanya kesan garang. “Selama saya berkomunikasi dengan anggota, bagaimana kita melaksanakan program-program yang sesuai diperintahkan oleh Komando Atas.

Dalam memimpin in­stitusi terorial, pihak selalu menciptakan bagaimana seluruh anggota yang ada di insti­tusi merasa dibutuh­kan kiner­ja mere­ka, teruta­ma dalam melaksanakan program-programyang disampaikan oleh Komando Atas.Hal itu dilakukan tanpa ha­rus membuat tekanan atau pak­saan kepada anggotanya. "Kita selalu berusaha bagaimana ang­gota-anggota saya melaksanakan kewajibannya sebagai aparat teri­torial tanpa adanya tekanan atau paksaan,"

Sebagai seorang pemimpin, pi­haknya berupaya mencetuskan gagasan-gagasan baru untuk dapat dilaksanakan oleh institu­si yang dipimpinnya dalam rang­ka mendekatkan diri dengan ma­syarakat.Dengan ide-ide baru, pihaknya pun berupaya merang­kul dan menciptakan rasa sim­pati kepada anggotanya sehing­ga program-program dapat ber­jalan dengan lancar.

Serius dan Santai, tapi tidak melalaikan tugas, selalu dipe­gangnya untuk mendekatkan diri dengan anggota dan masyara­kat."Bagaimana kita menerap­kan dan mencari simpati kepa­da anggota dalam melaksanakan tugas, itu tentunya kembali kepa­da diri kita sendiri.Dan kita pun harus memberi contoh yang ter­baik, terutama terkait dengan di­siplin dalam melaksanakantugas sehari-hari," ujarnya.

Sebagai seorang Komandan, pihaknya pun tidak segan-segan untuk menjenguk jika anggotan­ya yang sakit.Baginya, anggot­anya merupakan darah daging­nya sendiri, sehingga apabila ada anggotanya yang sakit, maka pi­haknya pun merasa sakit.

Menyikapi kesan sangar atau garang yang selama ini melakat di TNI, ayah dari tiga orang anak pasangan Ida Rosidah ini berpendapat, kesan ga­rang figur seorang anggota TNI di mata masyarakat itu tergan­tung pada pribadi anggota TNI tersebut."Jika kita datang ke ma­syarakat dan berbuat baik, saya yakin rakyat akan lebih berbuat baik kepada kita," katanya.(ay), Sumber Koran: Pelita (09 September 2013/Senin, Hal. 17)