SEORANG prajurit TNI sejati
bukanlah yang mengesankan wajah garang di mata masyarakat.Namun, bagaimana
kehadiran prajurit TNj dapat dicintai, disegani, dan bahkan dibutuhkan ketika
mereka berada di tengah-tengah masyarakat.
Hal itulah yang selalu diupayakan Perwira Pertama
TNI Angkatan Darat yang kini menjabat sebagai Danramil 16/Pasarkemis, Kodim
0506/Tangerang, Korem 052/Wijayakrama.Pihaknya berupaya melaksanakan perintah
dari pihak Komando Atas agar bagaimana program-program TNI saat ini mampu
dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
Kapten CHB Sutisna, Pama kelahiran Karawang 19 Oktober
1972 lulusan Secapa Reghub Tahun 2002 ini, berupaya memenuhi hal tersebut dengan
melaksanakan program-program yang langsung bersentuhan dengan rakyat, sehingga
TNI selalu dekat dengan rakyat.
Untuk memenuhi tujuan itu, Pria yang kesehariannya
murah senyum ini selalu menjalin kebersamaan dengan masyarakat. Beberapa
diantaranya melaksanakan Bakti Sosial, Karya Bakti, maupun Komunikasi Sosial
dengan aparat pemerintahan daerah terkait, dan bahkan pelajar.
Bahkan, belum lama ini, tiga bersaudara dari pasangan
almarhum H Karsom dan H Anizah ini membangun sebuah relief yang dinamai
"Relief Teritorial".Relief yang dibangun atas inisiaiitif dan
gagasannya sendiri mengisahkan bagaimana Kemanunggalan antara TNI dengan
rakyat dapat terjalin. Selain itu, relief yang dibangun dari koceknya sendiri
bertujuan agar anggota TNI AD, khususnya anggota Koramil yang melintas dapat
selalu mengingat tugas mereka selain melaksanakah Operasi Militer Perang (OMP)
dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
juga berkewajiban melaksanakan tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP), yakni
bagaimana mendekatkan diri kepada rakyat melalui program-program yang sudah
ditentukan.
Baginya, selain dukungan dari orang tua dan
keluarga, dorongan-dorongan seorang senior dan pimpinan juga selalu menjadi
amunisi baginya dalam melaksanakan tugas pokok TNI AD, dan menjalin kedekatan
agar dicintai oleh masyarakat."Senior-senior dan pimpinan pasti
memberikan hal yang terbaik bagi kita, termasuk dukungan masyarakat," kata
Sutisna saat berbincang-bincang dengan Harian Pelita, di Jakarta, baru-baru
ini.
Sutisna sendiri merupakan anggota TNI AD yang bukanberasal
dari keluarga militer.Orang tuanya sendiri merupakan seorang petani. Hanya
saja, cita-cita dan tekadnya yang bulat ingin menjadi seorang tentara,
dikabulkan oleh sang Pencipta.
Bagi mantan Dantonkom Yonif 203/Arya Kemuning,
perintah dari pimpinan atau Komando Atas merupakan sebuah semangat untuk dapat
melaksanakannya dengan baik.'Itu selalu menjadi motivasi saya.Bahkan kalau
bisa saya dapat lebih bagus dalam melaksanakan tugas kedepannya,"
tuturnya.
Sutisna sebelum menjabat sebagai Danramil
16/Pasarkemis, beliau merupakan Pama TNI AD yang pertama kali memimpin Koramil
21/Panongan, yang merupakan Koramil termuda di jajaran Kodim 0506/Tangerang,
Korem 052/Wijayakrama.
Sebagai Danramil, pihaknya selalu berupaya
menciptakan hubungan yang harmonis antara pimpinan dan bawahan, tanpa adanya
kesan garang. “Selama saya berkomunikasi dengan anggota, bagaimana kita melaksanakan
program-program yang sesuai diperintahkan oleh Komando Atas.
Dalam memimpin institusi terorial, pihak selalu
menciptakan bagaimana seluruh anggota yang ada di institusi merasa dibutuhkan
kinerja mereka, terutama dalam melaksanakan program-programyang disampaikan
oleh Komando Atas.Hal itu dilakukan tanpa harus membuat tekanan atau paksaan
kepada anggotanya. "Kita selalu berusaha bagaimana anggota-anggota saya
melaksanakan kewajibannya sebagai aparat teritorial tanpa adanya tekanan atau
paksaan,"
Sebagai seorang pemimpin, pihaknya berupaya
mencetuskan gagasan-gagasan baru untuk dapat dilaksanakan oleh institusi yang
dipimpinnya dalam rangka mendekatkan diri dengan masyarakat.Dengan ide-ide
baru, pihaknya pun berupaya merangkul dan menciptakan rasa simpati kepada
anggotanya sehingga program-program dapat berjalan dengan lancar.
Serius dan Santai, tapi tidak melalaikan tugas,
selalu dipegangnya untuk mendekatkan diri dengan anggota dan masyarakat."Bagaimana
kita menerapkan dan mencari simpati kepada anggota dalam melaksanakan tugas,
itu tentunya kembali kepada diri kita sendiri.Dan kita pun harus memberi
contoh yang terbaik, terutama terkait dengan disiplin dalam melaksanakantugas
sehari-hari," ujarnya.
Sebagai seorang Komandan, pihaknya pun tidak
segan-segan untuk menjenguk jika anggotanya yang sakit.Baginya, anggotanya
merupakan darah dagingnya sendiri, sehingga apabila ada anggotanya yang sakit,
maka pihaknya pun merasa sakit.
Menyikapi kesan sangar atau garang yang selama ini
melakat di TNI, ayah dari tiga orang anak pasangan Ida Rosidah ini berpendapat,
kesan garang figur seorang anggota TNI di mata masyarakat itu tergantung pada
pribadi anggota TNI tersebut."Jika kita datang ke masyarakat dan berbuat
baik, saya yakin rakyat akan lebih berbuat baik kepada kita," katanya.(ay), Sumber Koran: Pelita (09 September
2013/Senin, Hal. 17)