Senin, 02 September 2013

Jenderal Moeldoko tak puas TNI ada di peringkat 15 besar dunia



Senin, 2 September 2013 06:30:00


Lembaga analisa Global Firepower mencatat kekuatan militer Indonesia naik ke peringkat 15 besar dunia sejak Juni 2013 lalu. Sebelumnya Indonesia ada di peringkat 18 besar dunia. Namun rupanya Panglima TNI yang baru terpilih, Jenderal Moeldoko, tak puas dengan hasil itu.

"Itu masih kurang. Ya, kalau bisa lebih bagus lagi kenapa tidak gitu, makanya kita harus bisa lebih bagus lagi," kata Jenderal Moeldoko kepada merdeka.com saat ditanya soal peningkatan rangking tersebut, Jumat (30/8) lalu.

Mantan Kepala Staf TNI AD yang baru saja dilantik menjadi Panglima TNI tersebut mengaku bangga dengan peningkatan alat sistem utama pertahanan (alutsista) yang dimiliki TNI. Sejumlah peralatan tempur modern dalam rangka menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah dimiliki.

Jenderal Moeldoko berjanji akan melakukan konsolidasi agar para prajurit memahami organisasi ketentaraan. Dengan cara ini, dia berharap agar para prajurit di lapangan tidak memble, padahal alutsista yang dimiliki sudah modern.

"Langkah pertama saya akan melakukan konsolidasi untuk memahami organisasi, kira-kira tidak lama, itu untuk penguatan SDM, prajurit-prajurit TNI harus profesional. Di sisi lain harus militan jangan alutsistanya bagus prajuritnya memble," ujar Moeldoko.

Moeldoko menambahkan, dirinya akan terus mendorong modernisasi alutsista yang akan dilaksanakan secara bertahap. Dia juga berharap pertumbuhan ekonomi semakin baik, sehingga alat pertahanan akan semakin membaik dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Kita tingkatkan dan jalankan (pengadaan alutsista) dari waktu ke waktu, diharapkan pertumbuhan ekonomi kita semakin baik dan dengan sendirinya prajurit saya akan banyak diberikan alutsista," ungkapnya.

Ada sejumlah alutsista yang kini akan didatangkan dari sejumlah negara, mulai dari pesawat, tank, hingga persenjataan. Saat ini, ia menunggu seluruhnya datang hingga seluruh personel dapat menggunakannya dengan baik.

"Untuk Apache memang perlu waktu yang banyak 2018-2021, mungkin 2013 baru beberapa, masalah anggaran saya tidak bicarakan karena itu domainnya Kemenhan," ujarnya. Sumber : www.merdeka.com