Jumat, 06 September 2013

Dilarang panglima, ormas ala TNI marak di sidang Cebongan



Kamis, 5 September 2013 11:40:49


Sidang vonis terhadap 12 anggota Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan, Kartusuro, Sukoharjo, Jawa Tengah, digelar hari ini di Pengadilan Militer II-11, Bantul. 12 personel Kopassus itu merupakan terdakwa pembunuh empat narapidana kasus narkoba di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta.

Layaknya sidang-sidang sebelumnya, sidang dipenuhi oleh massa pendukung yang meminta agar Serda Uchok dkk dibebaskan. Saking banyaknya, anggota ormas yang terdiri dari FKPPI, Pemuda Panca Marga, Pemuda Pancasila dan sejumlah ormas lainnya itu meluber hingga ke luar ruang sidang.

Namun, kebanyakan dari mereka banyak yang menggunakan seragam atau atribut ala TNI. Dengan berbaret merah, hijau dan berpakaian loreng, para anggota ormas itu tampak gagah di luar pengadilan.

Padahal, belakangan penggunaan atribut atau seragam ala TNI oleh Ormas tengah menjadi sorotan. Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko sendiri usai dilantik kemarin menegaskan akan menindak tegas ormas yang menggunakan seragam ala TNI. Hal itu dilakukan demi menjaga nama baik TNI.

"Saya sudah instruksikan untuk dibersihkan. Tidak boleh seperti itu (ormas menggunakan seragam ala TNI)," kata Jenderal Moeldoko, usai Sertijab panglima TNI, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (4/8).

Moeldoko mengatakan, dalam undang-undang disebutkan ormas dilarang menggunakan seragam atau atribut yang sama dengan lembaga pemerintahan. Namun demikian, pihaknya mengaku akan tetap menggunakan cara-cara persuasif dalam melakukan penertiban.

"Pasti kita akan lakukan tindakan persuasif pada awalnya, kalau tidak bisa baru represif," tegas mantan Kasad ini.

Belakangan, banyak ormas menggunakan seragam bak prajurit TNI. Layaknya prajurit TNI sungguhan, anggota ormas itu juga menggunakan baret yang memiliki warna sama dengan baret TNI.

Di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, misalnya. Ada ormas yang anggotanya menggunakan baret merah layaknya prajurit Kopassus sehingga membuat masyarakat bingung. [dan]