Kamis, 5
September 2013 | 15:53 WIB
BANTUL,
KOMPAS.com — Puluhan anggota TNI dari Kodim 0734 Pamungkas, Yogyakarta, hampir
bentrok dengan massa organisasi kemasyarakatan (ormas) yang melakukan aksi
bakar ban di depan Pengadilan Militer II/11 Yogyakarta, Kamis (5/9/2013).
Insiden tersebut
diawali saat para ormas membakar ban bekas. Setelah cukup lama, sejumlah
anggota TNI mencoba memadamkannya karena di atas kobaran api terdapat banyak
kabel besar yang dikhawatirkan akan terbakar. Namun, anggota TNI yang membawa
tabung hydrant dihalangi para ormas berseragam loreng tersebut.
Meskipun
akhirnya berhasil dipadamkan, ormas kembali membakar ban bekas. Anggota TNI
kembali memadamkan, dan insiden kembali terulang.
Bahkan, Komandan
Kodim (Dandim) 0734 Yogyakarta Letkol (Arh) Ananta Wira harus turun langsung
mengendalikan suasana. Ia naik ke atas mobil bak terbuka untuk mencoba meredam
ketegangan.
"Kami semua
mendukung kesatuan TNI, tapi cara yang Anda semua sampaikan kurang tepat.
Jangan ada bakar-bakar, kita harus tenang," ucap Ananta.
Sesaat kemudian,
Ananta menemui koordinator lapangan untuk bernegosiasi. Sempat terjadi
ketegangan antara Ananta dan koordinator lapangan karena mereka memaksa akan
kembali membakar ban bekas. Sementara itu, Ananta tetap pada pendiriannya untuk
melarang adanya aksi bakar ban yang berujung ricuh.
"Kami ingin
Yogya aman, dan TNI memberantas preman di bumi Indonesia. Makanya kami
mendukung anggota Kopassus yang membunuh preman di Lapas Cebongan. Kami minta
majelis hakim membebaskan para anggota Kopassus," kata koordinator
lapangan ormas tersebut. (Editor : Farid Assifa)