05 September
2013 | 20:40 wib
SEMARANG,
suaramerdeka.com - Pengembangan bandara Internasional Ahmad Yani Semarang
dengan konsep city airport membutuhkan lahan sekitar 250 hektare. Hingga kini,
kesiapan lahan untuk pengembangan bandara di luar landasan yang ada saat ini
luasannya baru mencapai 87,9 hektare.
Kepala Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Jateng Urip Sihabudin
menyatakan, konsep city airport ini membutuhkan lahan yang luas. Selain
memanfaatkan areal tanah TNI yang masih luas, kebutuhan lahan juga bisa
direalisasikan melalui reklamasi daratan.
"Dibutuhkan
lahan seluas 250 hektare supaya pengembangan bandara bisa bagus, saya kira
konsep ini (city airport, red) bisa dipikirkan mengingat lahan TNI yang tersisa
masih cukup luas. Karena lokasi bandara dekat dengan laut, reklamasi daratan juga
bisa dilakukan untuk menambah kebutuhan lahan," tandas Urip.
Menurut dia,
pengembangan bandara semula memanfaatkan lahan milik Kodam IV Diponegoro seluas
67,8 hektare. Namun, dalam perkembangannya kemudian ditambah 20 hektare lagi
untuk resapan air dan konservasi.
Sebelum berpikir
tentang konsep city airport, pihaknya berharap pengembangan bandara supaya bisa
dilanjutkan sesuai rencana awal. Dengan kondisi pengembangan saat ini, bandara
nantinya hanya dipergunakan untuk pelayanan penerbangan.
"Konsep
pengembangan bandara saat ini hanya untuk meningkatkan fasilitas penerbangan,
termasuk sarana pendukung terminal. Kalau ini sudah terselesaikan, baru mulai
berpikir ke arah sana (city airport, red)," tegasnya.
Konsep city
airport ini menghadirkan banyak fasilitas seperti pusat perdagangan maupun
penginapan. Terkait pemanfaatan aset milik Kodam, hal ini terbagi menjadi dua
tahapan.
Kerja sama
pemanfaatan aset 67,8 hektare antara Kodam IV dan PT Angkasa Pura I sudah
terselesaikan. Untuk pemanfaatan lahan 20 hektare, hal ini masih dalam proses
penilaian oleh tim penilai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN).
Sebelumnya, General Affair and Communication Section Head PT Angkasa Pura I
Bandara Ahmad Yani, Anom Fitranggono menyatakan, konsep city airport sulit
direalisasikan mengingat sempitnya lahan yang bisa dimanfaatkan untuk
pengembangan bandara.
Pihaknya menilai
konsep ini bisa dilakukan dengan catatan ada pemindahan lokasi bandara.
Pengembangan bandara saat ini sudah paling optimal mengingat adanya keterbatasan
lahan. "Kalau Kota Semarang mau punya city airport bisa, tapi harus
mencari lokasi lain di luar kota. Untuk pengembangan lebih lanjut, sudah tidak
memungkinkan lagi," jelasnya. (Royce Wijaya /CN38/SMNetwork)