Posted:
02/09/2013 11:34
Liputan6.com,
Jakarta : Markas Besar TNI Angkatan Darat melakukan prosesi serah terima
jabatan KSAD dari Jenderal TNI Moeldoko kepada Letnan Jenderal TNI Budiman,
yang sebelumnya menjabat sebagai Sekjen Kementrian Pertahanan. Prosesi serah
terima jabatan tersebut dilakukan dan dipimpin oleh Panglima TNI Laksamana TNI
Agus Suhartono yang segera pensiun dan resmi digantikan Jenderal TNI Moeldoko
pada 4 September mendatang.
Panglima Agus
menjelaskan, bangsa Indonesia dianugerahi sebagai negara kepualauan terbesar di
dunia yang disatukan dalam ideologi Pancasila dan semangat Bhineka Tunggal Ika.
"Karena
itu, TNI khususnya TNI Angkatan Darat (AD) dituntut untuk menghadirkan visi
penyelenggaraan pertahanan dan keamanan secara tepat di wilayah darat NKRI
melalui kematraman darat yang sekaligus memiliki jiwa dan jati diri kemaritiman
sebagaimana karakteristik geografis Indonesia," kata Agus saat membacakan
amanatnya dalam acara serah terima Jabatan KSAD di Lapangan Mabes AD, Jakarta,
Senin (2/9/2013).
TNI AD, lanjut
dia, diharapkan senantiasa meningkatkan pembinaan satuan dan pembinaan personel
maupun materil dalam koridor kebijakan Minimum Essential Forces (MEF) TNI dan
konsep inter operabilitu trimatra terpadu dengan dihadapkan pada perkembangan
lingkungan strategis baik pada skala nasional, regional maupun internasional.
"Pada
tahapan jangka pendek terbentang 4 hal penting yang menjadi petunjuk prencanaan
dalam penjabaran tugas pokok TNI khususnya tugas TNI AD sebagaimana yang
disampaikan oleh presiden dalam melanjutkan pembangunan nasional," tutur
Panglima.
"Pertama,
menghadapi situasi ketidakpastian dan perlambatan ekonomi global, serta kondisi
ekonomi nasional penguatan kapasitas dan kapabilitas TNI AD perlu diarahkan
pada penetapan skala prioritas bagi pengalaman wilayah perbatasan negara dan
pulau-pulau terdepan, penegakkan kedaulatan NKRI dan pengamanan aset-aset
ekonomi nasional yang dilaksanakan secara terpadu dari segenap instrumen
kekuatan negara," tambahnya.
Sedangkan yang
kedua, Sambung Agus, TNI mengakui kemajemukan bangsa Indonesia sebagai anugerah
dari Tuhan Yang Maha Esa, dan berbekal semangat Bhineka Tunggal Ika. Maka TNI
perlu terus memperkuat toleransi antar bangsa Indonesia.
"Kita harus
terus mencegah terjadinya benturan dan kekerasan komunal yang akan mengganggu
ketentraman hidup masyaralat dan kesatuan bangsa. Untuk itu kita gunakan segala
intrumen hukum dalam rangka membangun sinergitas penanganan konflik sosial,
baik dengan Polri maupun dengan komponen masyarakat, tokoh adat, dan tokoh
agama melalui optimalisasi peran TNI," tutur Agus.
Kemudian yang
ketiga, Pemilu 2014 dan suksesi kepemimpinan nasional adalah momen penting
bangsa Indonesia, karena di sana terletak masa depan keberlanjutan pembangunan
nasional.
"Untuk itu
TNI secara keseluruhan senantiasa siap menjaga dan mengamankan Pemilu 2014
bersama Instrumen lain, negara dan masyarakat, guna menjaga Pemilu 2014 dapat
berlangsung dengan lancar, tertib, dan damai," tegasnya.
Untuk amanat
terakhir yang keempat yakni, ia mengimbau agar TNI tetap pada kebulatan tekad
dengan segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan setiap jengkal
wilayah yang sevara sah merupakan bagian integral dari NKRI.
"Atas Dasar
tekad tersebut, TNI akan bertindak tegas dalam menghadapi setiap ancaman
terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI. Dalam kaitan itu, pemerintah
telah menegaskan bahwa Aceh dan Papua adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
NKRI. Pendirian ini merupakan harga mati bagi bangsa Indonesia dan hendaknya
dipahami oleh kita semua dan semua pihak di negara ini," tutup Agus.
(Riz/Mut)