Kamis, 22
Agustus 2013 14:26 WIB (16 jam yang lalu)
LENSAINDONESIA.COM:
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., memimpin Laporan Korps Serah
Terima Jabatan (Sertijab) Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI dari Mayjen TNI
Hambali Hanafiah kepada Mayjen TNI Ridwan di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Kamis
(22/8/2013).
Mayjen TNI
Ridwan yang sebelumnya menjabat sebagai Pangdam XII/Tanjung Pura menduduki
jabatan Asops Panglima TNI, sedangkan Mayjen TNI Hambali Hanafiah akan
mengakhiri masa pengabdiannya.
Dalam amanatnya
Panglima TNI menyatakan bahwa sebagai Asops Panglima TNI dapat meneruskan
segala program dan kegiatan secara berkelanjutan dalam rangka memperbesar
kesiapan operasional TNI, dihadapkan kepada setiap perubahan dan perkembangan
lingkungan strategis, yang berpengaruh langsung pada sistem dan metode latihan
serta penggunaan kekuatan TNI.
“Mencermati
perkembangan lingkungan strategis, teknologi dan paradigma militer serta
pertahanan suatu negara ditemukan bahwa konsep peperangan masa kini memiliki
kecenderungan lebih mengutamakan perang yang berlangsung singkat dan cepat,
namun dengan daya rusak senjata yang lebih besar. Kecenderungan tersebut lebih
dipilih karena terdapat beberapa alasan antara lain besarnya biaya yang harus
ditanggung, durasi perang dan opini dunia internasional yang tidak suka melihat
perang atau krisis yang berlangsung lama,” tutur Panglima TNI.
Konstruksi
militer dan pertahanan Indonesia saat ini belum sepenuhnya berlandaskan kondisi
lingkungan strategis, perkembangan teknologi dan paradigma pertahanan masa kini
yang sudah jauh berbeda. Situasi dunia pasca perang dunia kedua, sudah jauh
berbeda dengan paradigma serta pengalaman perang kemerdekaan 1945-1959 yang
cenderung bersifat Linear dengan front yang jelas.
Mencermati
perkembangan yang berlaku beberapa waktu terakhir, perkiraan ancaman pada dua
dekade ke depan kemungkinan terbesar lebih banyak berupa serangan terbatas
terhadap beberapa center of gravity Indonesia oleh negara-negara tertentu yang
mungkin kepentingannya terganggu, seperti adanya pihak-pihak yang merasa
kebebasannya untuk bermanuver di perairan yurisdiksi Indonesia dibatasi, atau
dari pihak yang mempunyai sengketa batas maritim dengan Indonesia. Selain itu,
tidak dapat pula diabaikan potensi serupa oleh aktor non negara.
Diakhir
amanatnya, Panglima TNI berharap agar kinerja Asisten Operasi Panglima TNI
mampu menghadirkan pemikiran kreatif dan cerdas dalam pencermatan terhadap
lingkungan strategis, guna menemukan sejumlah operational challenges terhadap
pencapaian ends atau tujuan yang telah ditetapkan. Dalam merumuskan strategi
militer nasional dihadapkan kepada capability-based planning dan
interoperability dalam konteks arsitektur pertahanan Indonesia.
Turut hadir
dalam acara tersebut, antara lain Kasum TNI Marsdya TNI Boy Syahril Qamar,
S.E., Irjen TNI Letjen TNI Geerhan Lantara, para Asisten Panglima TNI dan
Kabalakpus TNI.