Senin, 26 Agustus 2013

DICKY WAINAL USMAN: Batal Upacara di Perbatasan



Panglima Komando Daerah Militer VI/Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman tak bisa mewujudkan keinginannya ke perbatasan pada 17 Agustus lalu. Padahal, ia dijadwalkan menjadi inspektur upacara di Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara.

Itu karena helikopter yang akan membawanya dari Tarakan ke Sebatik mengalami gangguan mesin. Dicky sudah duduk di dalam heli MI-17 dan pintu pun telah ditutup. Namun, pilot memberitahukan perihal adanya masalah pada mesin heli tersebut.

Sejumlah mekanik bergegas memperbaiki. Sayang, masalah belum bisa ditangani. Alhasil, Dicky menonton upacara di Istana Merdeka lewat layar televisi di ruang VIP Bandara Juwata, Kota Tarakan.

"Padahal, di sana (Sebatik) pasti menarik. Bisa jadi upacara di perbatasan adalah upacara paling menarik dari yang pernah saya datangi. Tetapi namanya ha­langan, bisa terjadi kapan saja," ujar pria kelahiran Makassar, 28 April 1957, ini.

Upacara di Sebatik, pulau yang berbatasan darat dengan Malaysia, diikuti sekitar 2.000 orang, berlang­sung dengan inspektur upacara Wakil Bupati Nunukan Asmah Gani.

Tak urung Dicky kecewa. "Heli ini dibeli tahun 2010 dan baru kami pakai setahun. Selama ini enggak ada masalah. Sering juga heli ini saya gunakan dan heli ini juga yang tiap minggu terbang ke perbatasan untuk mengirim logistik," katanya. (PRA), Sumber Koran: Kompas (26 Agustus 2013/Senin, Hal. 32)