Senin, 26 Agustus 2013

Moeldoko Diminta Utamakan Profesionalisme



Jakarta,   SELAIN mem­perkuat Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI, Jenderal TNI Moeldoko yang akan menjabat sebagai Panglima TNI yang baru, menganggantikan Lak­samana TNIAgus Suhartono yang memasuki masa pensiun, diharapkan menguta­makan profesionalitas prajurit TNI.

Harapan tersebut di­sampaikan Emmanuel J Tu­lar, Alumni Pascasarjana Il­mu Politik Universitas Indo­nesia kepada Jurnal Nasio­nal, Sabtu (24/8).

Menurut Emmanuel, pimpinan dan prajurit TNI juga perlu memahami dan menguasai penggunaan alutsista yang makin cang­gih dan modern. Selain itu, perlu juga memerhatikan kesejahteraan prajurit TNI.

"Yang tak kalah pen­tingnya adalah pembinaan prajurit harus terus dilaku­kan agar prajurit memiliki jiwa sosial kemasyarakatan yang dekat dengan rakyat­nya," katanya.

Menurut Ketua Presidi­um Pengurus Pusat Perhim­punan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKR1) Periode 2004-2006 ini, berharap Jenderal TNI Moeldoko selaku Panglima TNI yang baru nantinya da­pat mendorong pemba­ngunan kekuatan militer de­ngan mengutamakan peng­gunaan alutista produk da­lam negeri.

"Jangan hanya bergan­tung pada alusista dari luar negeri. Prinsipnya perlu membangun alutsista di da­lam negeri," katanya.

Alutsista yang dipro­duksi dari dalam negeri, lanjut Emmanuel, selain mendorong pembangunan kekuatan militer, para pra­jurit juga akan lebih mampu untuk mengawaki alutsista yang diproduksi di dalam negeri.

Meski Indonesia tetap membutuhkan suku ca­dang dan peralatan militer dari luar negeri yang bisa diproduksi di dalam ne­geri, namun Emmanuel berharap perlu keseriusan, strategi dan strategi jangka panjang untuk membina sumber daya manusia guna memajukan alutsista yang diproduksi di dalam ne­geri.

Menurutnya, untuk me­wujudkan kekuatan militer beserta alutsista maka Panglima TNI dan Menteri Pertahanan harus dapat bersinergis.

Emmanuel juga menyampaikan apresiasi kepa­da Jenderal TNI Moeldoko yang berkomitmen bahwa TNI tetap bersikap netral pada Pemilu legislatif mau­pun Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014. . "Sudah selayaknya memang TNI harus netral dalam politik," kata Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Propinsi Sula­wesi Utara ini.

Emmanuel berharap Panglima TNI yang baru agar bisa menjamin terlaksananya regenerasi kepemimpinan nasional, tahun 2014 secara de­mokratis.

Dia juga berharap Pang­lima TNI yang baru untuk dapat membangun komunikasi dan kerja sama yang baik dengan Kepolisian Re­publik Indonesia (Polri) un­tuk menciptakan situasi kea­manan dan ketertiban dalam Negeri.

"Cegah dan tindak kelompok tertentu yang menggang­gu keamanan dan ketertiban dalam negeri, apalagi ingin mengancam tegaknya NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika," tegas Emmanuel. (Herman Sina), Sumber Koran: Jurnal Nasional (26 Agustus 2013/Senin, Hal. 05)