Kamis, 29 Agustus 2013

Polisi dan TNI Masih Berjaga-jaga di Keraton Solo



Created on Wednesday, 28 August 2013 19:15 Published Date


Solo, GATRAnews - Sejumlah petugas aparat keamanan dari Kepolisian Resor Kota Surakarta Jateng maupun anggota TNI setempat, masih bertahan menjaga keamanan di kawasan Keraton, Pasar Kliwon Solo, hingga Rabu petang, pascakonflik dua kubu keluarga Paku Buwono XIII.

Pantauan Antara di halaman luar Keraton Surakarta, sejumlah anggota dari Polresta dengan senjata lengkap dan berpakaian sipil masih terlihat berjaga-jaga di kawasan itu guna mengantisipasi munculnya kembali keributan antara dua kubu yang sedang konflik.

Dua kubu penguasa Keraton Surakarta, yakni Lembaga Adat yang dipimpin GKR Wandansari (Gusti Moeng), dan Dwi Tunggal, Paku Buwono XIII Hangabehi-Tedjowulan.

Menurut Kepala Polsek Pasar Kliwon AKP Parni Handoko, kondisi di lingkungan keraton sejak Selasa (27/8) pagi hingga Rabu, sudah aman. Jalan-jalan menuju keraton juga lancar dan dibuka untuk umum.

Namun, lanjut Kapolsek, polisi bersama anggota TNI masih tetap bertahan menjaga keamanan di lingkungan tersebut. Hal ini, dilakukan hanya untuk mengantisipasi menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat (Kamtibmas).

Selain itu, pihak keraton juga tetap melayani pengunjung atau kegiatan kepariwisataan dengan baik dan lancar. Sejumlah pengunjung banyak yang memasuki keraton untuk melihat museum peninggalan benda cagar budaya.

"Kami telah menurunkan sejumlah anggota bergantian memantau perkembangan keamanan di lingkungan keraton, baik secara tertutup maupun terbuka. Namun, kondisi sekarang sudah mereda dan aman," kata Kapolsek di sela-sela menjaga keamanan di halaman keraton.

Menurut Kepala Polresta Surakarta Kombes Pol Asdjima`in, pihaknya menurunkan sekitar 100 personel untuk melakukan penjagaan sejak konflik hingga sekarang sebagai langkah antisipasi. Tetapi, kondisi keamanan hingga Rabu ini sudah normal.

Kapolresta berharap agar konflik keluarga keraton dapat diselesaikan secara internal dan tidak ada yang bertindak menyalahi hukum. (DH)